III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Industri Hortikultura dengan materi Perubahan Fisik dan Kimia Selama Pematangan yang dilaksanakan pada hari Minggu, 05 Januari 2020 pada Pukul 11:00-17:30 WIB, bertempat di Laboratorium Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2  Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Teknologi Industri Hortikultura dengan materi Perubahan Fisik dan Kimia Selama Pematangan adalah refraktrometer, buret, labu takar, timbangan analitik, mortar, erlenmeyer, pipet tetes, gelas ukur. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades 150 ml, buah jeruk (mentah dan masak), buah mangga (mentah dan masak), NaOH 0,1 ml, indikator Pp, dan kertas saring.

               

3.3     Cara Kerja

   Adapun cara kerja pada Praktikum Teknologi Industri Hortikultura dengan materi Perubahan Fisik dan Kimia Selama Pematangan adalah sebagai berikut :

3.3.1  Cara Kerja Pengamatan Sifat Fisik

1.       Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum

2.   Melakukan pengamatan secara langsung dengan organoleptik terhadap kekerasan, warna, rasa dan bau dari buah-buahan dengan tingkat kematangan yang berbeda.

3.             Selanjutnya dilakukan pengupasan pada kulit jeruk untuk mengetahui aroma   dan rasa buah jeruk

4.             Melakukan langkah-langkah yang sama pada buah mangga. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.

3.3.2 Cara Kerja Pengamatan Sifat Kimia

3.3.2.1 Total padatan terlarut

1.       Menyiapkan alat dan bahan praktikum

2.    Menghaluskan jeruk yang telah dikupas dengan cara menggerusnya sampai benar-benar halur menggunakan mortar

3.   Mengamati menggunakan refraktometer, pada sampel 1 (jeruk mentah) sebanyak 10,1 %,  pada sampel ke 2 (jeruk masak), dengan hasil sebanyak 11,1 %

4.     Melakukan langkah-langkah  yang sama pada buah mangga, mangga masak dan mengkal namun dengan hasil yang berbeda (mangga mengkal sebanyak 5,1 %, dan mangga masak sebanyak 5,2 %).

3.3.2.2 Pengukuran Total Asam

1.       Menyiapkan alat dan bahan

2.  Menimbang sampel masing-masing sebanyak 15 gram menggunakan timbangan analitik

3.    Menghaluskan 15 gram dari masing-masing sampel tersebut, setelah dirasa cukup halus kemudian dimasukkan kedalam labu takar masukkan 150 ml aquades kedalam labu takar yang diisi larutan  jeruk, kemudian diaduk

4.      Menyaring menggunakan kertas saring dan wadah sementara, tunggu hingga larutan jeruk yang sudah disaring, filtrat diambil sebanyak 25 ml dari masing-masing sampel.

5.      Memasukkan NaOH kedalam buret sebanyak 100 ml

6.       Setelah sampai 25 ml larutan jeruk dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian masukkan 3 tetes indikator pp.

7.       Mencampur dengan larutan NaOH hingga terjadi perubahan warna pada sampel 1 sebanyak 1,5 ml NaOH, amati perubahan warna apa yang muncul/dihasilkan

8.       Melakukan lakukan langkah yang sama pada sampel ke 2  namun pada sampel ke 2 diperlukan NaOH sebanyak 1,2 ml.

9.    Melakukan langkah-langkah yang sama pada buah mangga namun dengan jumlah NaOH yang berbeda (pada mangga mengkal sebanyak 7,1 ml, dan pada mangga masak sebanyak 3,5 ml). Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja.

 

IV.             HASIL PENGAMATAN

4.1              Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan sifat fisik.

Sampel

 

Sisat fisik

 

 

Gambar

 

Kekerasan

Warna

Rasa

Bau

 

Jeruk

(Mengkal)

Agak Lunak

Hijau Kekuningan

 

Manis Keasaman

 

+ + +

Jeruk

(Matang)

Lunak

 

Kuning Berbintik Hitam

 

Manis

+

 

Mangga

(Mengkal)

 

Keras

Hijau Tua

Asam

+ +

Mangga

(Matang)

Lunak

 

Hijau Kekuningan

 

Manis

+ + +

Keterangan Bau:

         = Lemah

++        = Agak kuat

+++     = Kuat

++++   = Sangat kuat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2. Hasil pengamatan sifat kimia.

Sampel

Berat

Filtrat

Jumlah NaOH

Warna

X brix

Jeruk mangkal

15 gram

25 ml

1,5 ml

Merah muda

10,1 %

Jeruk masak

15 gram

25 ml

1,2 ml

Merah muda

11,1 %

Mangga mangkal

15 gram

25 ml

7,1 ml

Agak keunguan

5,1 %

Mangga masak

15 gram

25 ml

3,5 ml

Agak keunguan

5,2 %

 



 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Selama proses pemasakan buah jeruk dan mangga akan mengalami perubahan fisik dan kimia. Perubahan fisik meliputi perubahan kadar air, tekstur, dan warna, sedangkan perubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan kandungan asam dan gula. Perubahan fisik akan terus terjadi selama proses pemasakan. Penurunan kadar air disebabkan oleh adanya transpirasi dan respirasi. Respirasi mengubah senyawa komplek (karbohidrat dan lemak) menjadi senyawa yang lebih sederhana (CO2 dan air) dan energi. Tekstur buah berubah akibat adanya perubahan tekanan turgor sel. Pada saat mentah, umumnya buah memiliki tekstur yang keras dan semakin melunak selama proses pematangan. Keras atau lunaknya buah dipengaruhi oleh kandungan pektin di dalamnya. Pektin merupakan karbohidrat kompleks alami yang ditemukan pada dinding sel semua tumbuhan dengan jumlah bervariasi. Seperti yang kita ketahui saat mentah buah akan berwarna hijau, namun kebanyakan buah akan berubah warna menjadi merah, kuning, orange, atau warna lainnya saat matang. Warna pada buah tentu dipengaruhi oleh kandungan pigmen didalamnya. Warna hijau dipengaruhi oleh kandungan klorofil.

Perubahan senyawa kimia penyusun buah mentah menjadi senyawa-senyawa kimia penyusun buah matang. Reaksi Kimia Yang Terjadi Pada Proses Pematangan Buah, Sifat kimiawi pada buah  yang sering diamati yaitu Kadar vitamin C, Kandungan vitamin C dapat menguap selama penyimpanan berlangsung.Selama pemasakan, kandungan asam askorbat buah jeruk dan mangga menurun. Kandungan asam askorbat  lebih tinggi pada buah matang hijau dan matang optimum, daripada buah yang telah masak. Penurunan tersebut bergantung pada jenis asam organik, tipe jaringan, varietas, dan kondisi penyimpanan. Perubahan rasa buah dari asam ke manis disebabkan adanya perubahan asam organik menjadi gula sederhana.kandungan asam organik, fruktosa dan glukosa ini juga mempengaruhi tingkat kemanisan buah matang nantinya.

1.2 Tujuan Praktikum                                                                                             


Tujuan praktikum Teknologi Industri Hortikultura dengan materi Perubahan Fisik Dan Kimia Selama Pemetangan  adalah “Untuk mengetahui perubahan fisik dan kimia dan menghubungkan kedua sifat tersebut pada buah-buahan selama pematangan”.



Macam-macam sistem penyulingan uap:

 1. Penyulingan dengan air (water distillation)

Penyulingan dengan air Pada sistem penyulingan dengan air, bahan yang akan disuling langsung berkontak dengan air mendidih. Keuntungan dari penggunaan sistem penyulingan ini adalah karena sistem ini baik digunakan untuk menyuling bahan yang berbentuk tepung, dan bunga-bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika kena panas. Keuntungan proses ini adalah sederhana dan ekonomis, sehingga dapat dilakukan oleh industri rumah tangga

2. Penyulingan dengan air dan uap (steam and water distillation)

Pada sistem penyulingan ini, memiliki keuntungan yaitu uap dapat berpenetrasi secara merata ke dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100ºC. Lama penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar, dan mutunya lebih baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari sistem penyulingan dengan air

3. Penyulingan dengan uap (steam distillation)

Distilasi uap adalah suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dan memurnikan senyawa-senyawa organik. Distilasi uap hanya dapat dilakukan pada senyawa organik yang tidak larut dalam air dan mempunyai tekanan uap yang tingg

Proses pengambilan minyak atsiri dengan cara penyulingan mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

a. tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mudah rusak oleh adanya air dan panas;

 b. minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena adanya air dan panas;

c. komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi;

d. bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah;

e. komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi sebagian tidak ikut tersuling, dan tetap tertinggal dalam bahan

Empat faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi, minyak atsiri dari sereh yaitu:

1. Ukuran partikel

Makin kecil ukuran partikel, makin besar luas permukaan padatan yang akan diekstrak, sehingga dapat memperbesar luas permukaan transfer massa pelarut ke dalam padatan

2. Pelarut

Pelarut yang baik adalah pelarut yang tidak merusak solut atau residu, harganya relatif murah, memiliki titik didih rendah, murni, dan tidak berbahaya. mengekstraksi minyak atsiri adalah etanol, heksana, propilen glikol, air, dan petroleum eter.

. 3. Suhu

Biasanya kelarutan dari bahan yang diekstraksi akan bertambah dengan meningkatnya suhu sehingga laju ekstraksinya juga tinggi

4. Pengadukan

Pengadukan larutan juga penting karena akan meningkatkan difusi eddy dan perpindahan solut dari permukaan padatan ke badan larutan. Selain itu, pengadukan juga mencegah terjadinya pengendapan.


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Perkembangan suatu wilayah secara tidak langsung selalu berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa perekonomian suatu wilayah dalam lingkup terkecil sebuah kota di Indonesia mayoritas didukung oleh adanya industri. Makna industri sendiri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Lokasi pendirian industri secara umum adalah di kota besar, pinggir kota, dan luar kota yang sangat dipengaruhi oleh teori lokasi (Nanda G. C dan Pamungkas, A. 2012).

Dalam mendirikan suatu pabrik hal pertama yang dilakukan adalah menetukan lokasi dimana tempat pabrik tersebut akan didirikan. Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam perancangan pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan. Pemilihan lokasi yang tepat itu dapat menentukan pendapatan atau hasil yang didapatkan suatu pabrik, jika lokasi pabrik itu strategis maka pabrik tersebut bisa saja mendapat laba yang besar. Sebaliknya jika pemilihan lokasi pabrik itu tidak srtategis maka pabrik bisa rugi atau bahkan usahanya bisa mati. Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk dapat memberikan pelayanan bagi konsumen (Nanda G. C dan Pamungkas, A. 2012).

 


 

Penyimpangan Mutu

Penyimpangan mutu bahan dan produk olahan adalah

1. - Terjadi Penyimpangan kualitatif dimana bahan tersebut mengalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi.

- Bahan pangan dikatakan rusak bila telah mengalami perubahan cita rasa penurunan nilai gizi dan tidak aman bagi kesehatan

- Makanan rusak adalah makanan yang sudah kadaluarsa atau melampaui masa simpan ( shelf life)

2. -Terjadi Penyimpanan kuantitatif yaitu kehilangan jumlah /bobot bahan baik karena penanganan/gangguan biologis, fisiologis, serangga/tikus

-Susut kualitatif dan kuantitatif dapat diatasi dengan pengemasan

-Susut kualitatif lebih berperan dalam pengemasan

 

Pengemasan Mempengaruhi MUtu

1. perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat dari bahan kemas (monomer,Plastik, timah putih, korosi dan lainnya)

2. Perubahan Flavor, warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan uap air dan oksigen,

 

Perubahan Biokimia, Kimia dan MIgrasi unsur-unsur

1. Perubahan Biokimia


Pada Produk segar akibat reaksi kompleks enzim yang di tunjang kadar air          Perubahan Warna tekstur, aroma, dan nilai gizi

2. Perubahan Kimia dan MIgrasi Unsur bahan kemas harus dapat menahan racun

a. Keracunan Logam

contoh : timah, besi, timbal dan merkuri, arsen. Selama prose/setelah proses

Migrasi bahan plastic yaitu pencemaran organoleptic dan keracunan

 

Kerusakan Mikrobiologis

Kemasan yang baik akan mencegah pencemaran mikrobiologi dan menekan pertumbuhan jasad renik. Hal ini erat hubungan nya dengan aktifitas air. Air untuk pertumbuhan dan perkembangan jasad renik

Jasad renik

Aw minimum

Bakteri

0,90

Khamir

0,62

Kapang

0,62

Bakteri osmofilik

0,75

Ragi osmofilik

0,61

 

Faktor yang perlu di pertimbangkan dalam seleksi kemasan : (Rekayasa)

1. Perlindungan isi produk terhadap kontaminasi dari dalam/luar

2. Kemungkinan berkembangnya jasad renik di ruangan antara produk dengan tutup

3. Serangan jasad renik terhadap material bahan kemasan

 

Kerusakan Mekanis

Kerusakan kerena factor mekanis antara lain

1. Stress atau tekanan fisik contoh : jatuh, gesekan

2. Vibrasi menyebabkan penyok,isi berhamburan, penanggulangan dengan anti getaran

3. Tumpukan barang/ kemasan, jenis transportasi (darat, laut,udara) dan jenis barang mmenetukan macam perlindungan yang harus dibrikan untuk mencegah hancurnya bahan


Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts