MAKALAH SISTEM PRODUKSI 

 

Toyota Seven Wastes

 


 ultas Teknik Universitas Palangka Raya: Lambang Universitas ... 


Disusun Oleh :

Tonni Situmorang (CGA 118 039)
 



PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2020



 


DAFTAR ISI

                                                                                                                  Halaman

DAFTAR ISI

I.PENDAHULUAN

1.      Dasar TeorI..................................................................................... 1

2.      Tujuan............................................................................................. 1

II.PEMBAHASAN

1.      Pemborosan Memproduksi Cacat (producing defects).................. 2

2.      (transportation and material handling)............................................ 2

3.      Pemborosan dari Persediaan (inventory)........................................

4.      Pemborosan Kelebihan Produksi (overproduction)........................ 2

5.      Pemborosan Waktu Menunggu (waiting time)............................... 3

6.      Pemborosan dalam Proses (Processing).......................................... 3

7.      Pemborosan Gerakan (Motion)....................................................... 3

III.PENUTUP

1.      Kesimpulan..................................................................................... 4

2.      Saran  ............................................................................................. 4

DAFTAR PUSTAKA


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Toyota Seven Wastes

Seven Waste atau 7 Pemborosan ini pertama kali diperkenalkan oleh Taiichi Ono yang bekerja di TOYOTA Jepang dalam Sistem Produksi Toyota atau Toyota Production System. Waste atau sering disebut dengan Muda  dalam bahasa Jepang merupakan sebuah kegiatan yang menyerap atau memboroskan sumber daya seperti pengeluaran biaya ataupun waktu tambahan tetapi tidak menambahkan nilai apapun dalam kegiatan tersebut.  Menghilangkan Waste (Muda) merupakan prinsip dasar dalam Lean Manufacturing.  Konsep Penghilangan Waste harus diajarkan ke setiap anggota organisasi sehingga Efektifitas dan Efisiensi kerja dapat ditingkatkan. Terdapat 2 jenis waste yang mendasar yang harus dipertimbangkan dalam melakukan analisis penghilangan Waste diantaranya  Jenis Obvious (Jelas) dan Jenis Hidden (tersembunyi). Jenis Waste yang bersifat Obvious (Jelas) adalah sesuatu yang mudah di kenali dan dapat dihilangkan dengan segera dengan biaya yang kecil ataupun tanpa biaya sama sekali. Sedangkan Jenis Waste yang bersifat Hidden (tersembunyi) adalah Waste yang hanya dapat dihilangkan dengan Metode kerja terbaru, bantuan Teknologi  ataupun Kebijakan baru.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah Sistem Produksi tentang Toyota Seven Waste adalah sebagai berikut:

a.                   Untuk mengetahui dan memahami sejarah dari Toyota Seven Wastes

b.                  Untuk mengetahui bagian bagian Toyota Seven Wastes

 


 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk Finished Goods (Barang Jadi) maupun WIP (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada order / pesan dari Customer. Beberapa alasan akan adanya Overproduction (kelebihan Produksi) antara lain Waktu Setup Mesin yang lama, Kualitas yang rendah,  atau pemikiran “Just in case” ada yang memerlukannya. Persediaan terlalu banyak produk yang tidak digunakan memiliki biaya yang jelas penyimpanan, bahan-bahan yang terbuang, dan modal berlebihan yang terikat dalam persediaan yang tidak berguna. Tentu saja, tergantung pada produk yang dimaksud, kelebihan produksi dapat memiliki dampak lingkungan yang sangat serius. Lebih banyak bahan mentah dari yang dibutuhkan diproduksi dapat rusak atau menjadi usang, yang mengharuskannya dilemparkan dan jika produk tersebut melibatkan bahan berbahaya bahan yang lebih berbahaya dari yang diperlukan terbuang menghasilkan emisi tambahan biaya tambahan pembuangan limbah kemungkinan paparan pekerja dan potensi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh limbah itu sendiri.

2.2 Waste of Inventory (Inventori)

Waste atau pemborosan yang terjadi karena Inventory adalah Akumulasi dari Finished Goods (Barang Jadi), WIP (Barang Setengah Jadi) dan Bahan Mentah yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan, Modal yang besar, orang yang mengawasinya dan pekerjaan dokumentasi (Paparwork). Dampak lingkungan dari limbah inventaris adalah pengemasan, kerusakan pada pekerjaan dalam proses bahan tambahan untuk menggantikan inventaris yang rusak atau usang, dan energi untuk menerangi serta ruang inventori panas atau dingin.


2.3 Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan (defect) sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya. Pemborosan yang terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan sehingga diperlukan perbaikan. Ini akan menyebabkan biaya tambahan yang berupa biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan dan biaya-biaya lainnya. Cacat mengacu pada produk yang menyimpang dari standar desainnya atau dari harapan pelanggan. Produk yang rusak harus diganti mereka membutuhkan dokumen dan tenaga manusia untuk memprosesnya mungkin berpotensi kehilangan pelanggan, sumber daya yang dimasukkan ke dalam produk yang rusak terbuang sia-sia karena produk tersebut tidak digunakan. Selain itu produk cacat menyiratkan pemborosan di tingkat lain yang mungkin menyebabkan cacat untuk memulai membuat sistem produksi yang lebih efisien mengurangi cacat dan meningkatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasinya.

2.4 Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang buruk, peng-organisasian tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya Letak Gudang yang jauh dari Produksi.

2.5 Waste of Motion (Gerakan)

Waste atau Pemborosan yang terjadi karena Gerakan –gerakan Pekerja maupun Mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah terhadap produk tersebut. Contohnya peletakan komponen yang jauh dari jangkauan operator, sehingga memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen tersebut.

2.6 Waste of Waiting (Menunggu)

Saat Seseorang atau Mesin tidak melakukan pekerjaan, status tersebut disebut menunggu. Menunggu bisa dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya , Adanya kerusakkan Mesin, supply komponen yang terlambat, hilangnya alat kerja ataupun menunggu keputusan atau informasi tertentu.

2.7 Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)

Tidak setiap proses bisa memberikan nilai tambah bagi produk yang diproduksi maupun customer. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan. Contohnya : proses inspeksi yang berulang kali, proses persetujuan yang harus melewati banyak orang, proses pembersihan. Semua Customer menginginkan produk yang berkualitas, tetapi yang terpenting adalah bukan proses Inspeksi berulang kali yang diperlukan tetapi bagaimana menjamin Kualitas Produk pada saat pembuatannya. Yang harus kita lakukan adalah Carikan Root Cause (akar penyebab) dari suatu permasalahan dan ambilkan tindakan (countermeasure) yang sesuai dengan akar penyebab tersebut.




BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa Toyota Motor Corporation didirikan pada September 1933 sebagai divisi mobil Pabrik Tenun Otomatis Toyota. Toyoda mengabdikan hidupnya mempelajari dan mengembangkan perakitan tekstil. Dalam usia 30 tahun Toyoda menyelesaikan mesin tenun. Ini kemudian mengantarnya mendirikan cikal bakal perakitan Toyota, yakni Toyoda Automatic Loom Works, Ltd. pada November 1926. Dapat diketahui bahwa ada 7 pint penting pemborosan  Sumber yang diidentifikasi oleh Toyota dan pertama kalidikenalkan oleh Taiichi Ohno, yang dikenal dengan Tujuh Pemborosan Toyota (Toyota’s Seven Wastes) , yaitu Pemborosan dari memproduksi cacat (producing defects), Pemborosan dalam transportasi dan penanganan bahan (transportation and material handling), Pemborosan dari persediaan (inventory), Pemborosan dari kelebihan produksi (overproduction), Pemborosan dari waktu menunggu (waiting time), Pemborosan dalam proses (processing), Pemborosan gerakan (motion).

3.2 Saran

Dari pembuatan makalah sistem produksi dengan judul Toyota Seven Wastes agar pembaca dapat memahami tentang isi dari makalah ini, dan dapat mencari sumber-sumber mengenai sejarah dan 7 point toyota seven wastes dan lebih memahami lagi.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Budi kho. 2016. https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-7-waste-dalam-lean-manufacturing/  diakses pada hari rabu 10 juni 2020 puku 12.00 WIB

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Toyota+seven+wastes&btnG=. diakses pada hari rabu 10 juni 2020 puku 11.00 WIB

 



0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts