BAB I. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang
     Limbah peternakan merupakan sumber pupuk organik yang sangat baik apabila dikelola dengan menggunakan kaidah-kaidah pengolahan pupuk organik, termasuk di dalamnya cara pembuatan pupuk organik. Cara pembuatan pupuk organik bermacam-macam, salah satunya menggunakan EM4 dan menggunakan star bio (stardec) (Ida Syamsu Roidah, 2013). Pupuk kandang merupakan pupuk organik dari hasil fermentasi kotoran padat hewan ternak yang umumnya berupa mamalia dan ungags (Maria Erviana Kusuma, 2012). Pupuk organik (pupuk kandang) mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Disamping mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), pupuk kandang pun mengandung unsur mikro seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran padat, sedangkan nitrogen dan kalium bersal dari kotoran cair (Suryono, 2014).   
     Kandungan unsur hara pupuk organik bermacam-macam, tergantung pada bahan yang dikomposkan, cara pengomposan, dan cara penyimpanannya. Secara umum kandungan zat hara dalam kompos terdiri dari : karbon 8,2%, nitrogen 0,09%, fosfor 0,36%, kalium 0,81%, komponen kompos terdiri dari cairan 41% dan bahan kering 59%. Kadar C/N dalam kompos umumnya 23. C/N merupakan perbandingan karbon dan nitrogen. Pupuk dengan C/N yang tinggi kurang baik diberikan ke tanaman karena proses peruraian selanjutnya akan terjadi di dalam tanah. CO2 yang dihasilkan dari peruraian tersebut akan berpengaruh kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman. Seperti halnya pupuk kandang, pupuk kompos yang akan digunakan haruslah kompos yang baik. Secara fisik sulit dilihat kompos yang baik dengan kompos yang kurang baik. Namun, secara umum pupuk tersebut mempunyai butiran yang lebih halus dan berwarna coklat agakkehitaman (Aini Indrasari, 2006) 

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyediaan pupuk organik berkualitas untuk pengembangan usaha baru untuk pertanian?
2. Bagaimana memanfaatkan kekurangan pupuk organik yang berkualitas pada budidaya tanaman. Limbah usaha pertanian yang belum termanfaatkan. 

1.3 Tujuan Makalah
  Penulisan makalah ini yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Peternakan UntukPertanian Terpadu”  adalah  
1. Dapat sebagai landasan baru untuk penelitian berkelanjutan tentang pemanfaatan limbah ternak sebagai pertanian terpadu. 
2. Mengetahui limbah peternakan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian. 
3. Mengetahui fungsi dan manfaat perbedaan penggunaan pupuk kandang, serta pengolahannya.

 BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN 

2.1 Pengolahan Limbah Ternak
   Hasil pengolahan makalah ini dilakukan dengan cara studi literatur. Pengolahan limbah ternak merupakan salah satu upaya yang memberikan banyak manfaat. Disisi lain, pengolahan memberikan keuntungan finansial karena pengolahannya menghasilkan produk yang berdaya jual. Limbah ternak memiliki berbagai manfaat seperti untuk bahan makanan ternak, pupuk organik, sumber enegi dan media bagi tujuan lainnya. Pengolahan limbah ternak tergantung pada jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan target penggunaan limbah.Untuk penggunaan limbah padat dapat diolah menjadi pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi dan kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair dapat diolah secara fisik, kimia dan biologi. 
     Pengolahan secara fisik disebut juga pengolahan primer (primer treatment). Proses ini merupakan proses termurah dan termudah, karena tidak memerlukan biaya operasi yang tinggi. Metode ini hanya digunakan untuk memisahkan partikel-partikel padat di dalam limbah. Pengolahan secara kimia disebut juga pengolahan sekunder (secedari treatment) yang biasanya lebih mahal dibandingkan dengan proses pengolahan secara fisik. Metode ini umumnya digunakan untuk mengendapkan bahan-bahan berbahaya yang terlarut dalam limbah cair menjadi padat.
      Pengolahan secara biologi merupakan tahap akhir dari pengolahan sekunder bahan-bahan organik yang terkandung di dalam limbah cair. Limbah yang hanya mengandung bahan organik saja dan tidak mengandung bahan kimia yang berbahaya, dapat langsung digunakan untuk mengairi areal pertanian atau didahului dengan pengolahan secara fisik. 
    Berdasarkan sumbernya maka pupuk dapat digolongkan kedalam pupuk organik yang terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi, kompos dan humus. Sedangkan pupuk anorganik terdiri dari pupuk N (urea), P (TSP), K (KCL), dan lain-lain. Adapun keunggulan pupuk organik yaitu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap terhadap air, meningkatkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sumber bahan makanan bagi tanaman.

2.2 Berbagai Pengolahan Limbah Ternak 
a. Pupuk kandang  
    Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Selain berbentuk padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing (urine) hewan. Pupuk kandang telah lama digunakan oleh petani karena bahannya mudah didapat, hasil dapat digunakan dalam waktu singkat, mengandung unsur hara makro dan mikro. Keuntungan pemakaian pupuk kandang antara lain dapat memperbaiki kesuburan fisik dan kimia tanah, meningkatkan kegiatan mikroorganisme tanah dan mengeluarkan hormone yang merangsang pertumbuhan tanaman (auxin, gibberelin dan cytokinin)

b. Bokasi
    Bokasi adalah hasil fermentasi bahan organik dengan inokulasi EM4 (effective microorganism 4). EM4  sendiri  mengandung  Azotobacter  sp.,  Lactobacillus  sp.,  ragi,  bakteri  fotosintetik  dan jamur  pengurai  selulosa. Mikroorganisme tersebut berfungsi untuk memfermentasikan bahan organic tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. Bahan  untuk  pembuatan  bokashi  dapat  diperoleh  dengan  mudah di  sekitar  lahan  pertanian,  seperti  jerami,  rumput,  tanaman  kacangan,  sekam,  pupuk  kandang  atau serbuk gergajian. Secara umum bokasi memiliki keunggulan yaitu meningkatkan keragaman mikroba, meningkatkan persediaan unsure hara bagi tanaman, mencegah serangan hama dan penyakit serta memperbaiki sifat fisik maupun sifat kimia tanah.

c. Kompos  
  Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik.  Limbah dari peternakan dapat diolah menjadi sesuatu yang berguna dan apabila peternak tidak memiliki lahan pertanian maka hasil pengolahan limbah dalam bentuk pupuk kandang, pupuk hijau, bokasi, maupun kompos dapat dijual sehingga menambah pendapatan dari peternak dan lingkungan usaha peternakan tetap terjaga sanitasinya. Manfaat kompos yaitu: memperbaiki struktur tanah, menaikan daya serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.  

BAB III. PENUTUP 
3.1 Kesimpulan
 Pengolahan limbah ternak tergantung pada jenis/spesies ternak, jumlah ternak, tata laksana pemeliharaan, areal yang tersedia dan target penggunaan limbah. Untuk penggunaan limbah padat dapat diolah menjadi pupuk kandang, pupuk hijau, bokashi dan kompos. Sedangkan pengolahan limbah cair dapat diolah secara fisik, kimia dan biologi.  Berbagai pengolahan limbah ternak, yaitu: Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam. Bokasi adalah hasil fermentasi bahan organik dengan inokulasi EM4 (effective microorganism 4). EM4  sendiri  mengandung  Azotobacter  sp.,  Lactobacillus  sp.,  ragi,  bakteri  fotosintetik  dan jamur  pengurai  selulosa.

3.2 Saran
  Mohon maaf apabila penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA 
Aini Indrasari, 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Dan Unsur Hara Mikro Terhadap Pertumbuhan Jagung Pada Ultisol Yang Dikapur.Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6 (2). (Diakses pada tanggal 20 Juni 2020.

http://elearning.upnjatim.ac.id/courses/200/document/Penelitian_Acak_Lengk ap_Faktorial.pdf).  

Ida Syamsu Roidah, 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah. Jurnal Tulungagung Bonorowo Vol 1 No 1. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2020. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/5-8-1SM.pdf). 

Maria Erviana Kusuma, 2012. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi.Jurnal Ilmu Hewan Tropika Vol 1 (2). (Diakses pada tanggal 20 Juni 2020. https://unkripjournal.com/indexphp/JIHT/article/viewFile/13/12). 

Suryono, 2014. Pemanfaatan Limbah Peternakan Dalam Konsep Pertanian Terpadu Guna Mewujudkan Pertanian Yang Berkelanjutan. Caraka Tani – Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. (Diakses pada tanggal 20 Juni 2020. Vol 29. No. 2


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts