BAB I. PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang

          Secara alamiah, proses pembangunan ekonomi di suatu negara menimbulkan kesempatan yang besar bagi seluruh kegiatan ekonomi, termasuk industri dari berbagai skala usaha, mulai dari usaha kecil, menengah, maupun usaha besar. Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peranan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian suatu negara. UKM juga berperan penting di negara-negara yang sedang berkembang terutama terhadap penanggulangan tingkat kemiskinan, jumlah pengangguran, distribusi pendapatan, dan penyerapan tenaga kerja. Perkembangan UMKM saat ini sudah sangat pesat, mendominasi sektor industri manufaktur dalam bentuk jumlah usaha dan tenaga kerja. Jumlah UMKM semakin bertambah setiap tahunnya, didukung dengan data statistik Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2010 sampai dengan 2012 jumlah UMKM berturut-turut yaitu 54.114.821, 55.206.444, dan 56.534.592 unit dengan prosentase peningkatan sebesar 2,02% dan 2,41%. Dikatakan pula oleh Wartawan Harian Ekonomi Neraca, Bani Saksono (2014) jumlah UMKM pada tahun 2013 meningkat menjadi 57.895.721 dengan prosentase peningkatan sebesar 2,41%.

          Pada umumnya, kegiatan produksi UKM bergerak di bidang pertanian dikarenakan Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, dan karena sektor pertanian merupakan salah satu komoditas yang besar di Indonesia. Salah satu industri yang berpotensi untuk dikembangkan dalam sektor pertanian yaitu industri cokelat. Cokelat merupakan bentuk olahan makanan atau minuman yang berasal dari biji kakao. Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) menyatakan bahwa pertumbuhan konsumsi kakao dalam negeri bisa mencapai 120.000 ton pada tahun 2014, dengan peningkatan konsumsi per kapita mencapai 0,5 kg (Aditya, 2014).

          Indonesia mempunyai peluang yang besar dalam memproduksi kakao, mengingat persediaan lahan yang berpotensi untuk ditanami kakao masih luas, keadaan iklim yang mendukung, serta tersedianya tenaga kerja yang banyak dan murah. Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang berpotensi dalam pengembangan komoditi kakao. Kegiatan operasional industri-industri cokelat terutama di Kota Blitar Jawa Timur membuahkan inspirasi bagi masyarakat untuk berinovasi dengan mendirikan home industry-home industry yang bergerak di bidang cokelat, salah satunya yaitu Home Industry. Usaha ini mempunyai konsep yang berbeda yaitu dengan menghasilkan produk berupa cokelat bubuk dalam bentuk sachet untuk minuman dan cokelat batang. Permintaan akan produk cokelat bubuk dan cokelat batang semakin meningkat dilihat dari berbagai pesanan dari konsumen.


      Home Industry Coklat “Cozy” usahanya masih terus-menerus melakukan inovasi dan pengembangan mengingat usaha ini masih dalam tahap perintisan. Pendirian home industry cokelat ini diharapkan lebih menarik minat para konsumen, sehingga mampu meningkatkan penghasilan dan laba usaha dengan produk yang lebih bervariasi. Rencana pendirian usaha tersebut memerlukan adanya analisis studi kelayakan untuk menilai apakah usulan proyek tersebut diterima atau ditolak.

1.2     Rumusan Masalah
         Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah “Bagaimana membuat rancangan usaha bisnis Home Industry Cokelat Cozy secara maksimal sehingga mampu meningkatkan produktivitas produk?

1.3     Tujuan Pembahasan
          Adapun tujuan masalah pada makalah ini adalah untuk merancang perencanaan/studi kelayakan pendirian usaha bisnis Home Industri cokelat Cozy.



 

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori

Pemakaian bahan bakar fosil saat ini masih menjadi prioritas untuk segala kebutuhan manusia, diantaranya untuk kegiatan industri, pembangkit listrik dan bahan bakar kendaraan bermotor. Tingkat ekonomi yang lebih baik menyebabkan jumlah kendaraan bermotor meningkat dengan tajam, sehingga asap pembakaran yang dihasilkan menjadi salah satu penyumbang gas karbon dioksida yang besar.  Keadaan yang demikian perlu dicarikan solusi untuk menemukan bahan bakar ramah lingkungan yang dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Salah satu sumber energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil adalah etanol. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bukan hal yang baru karena beberapa industri telah menggunakannya (Sunarto 2013).

Bioetanol dapat dibuat dari sumber daya hayati yang melimpah di Indonesia. Bioetanol dibuat dari bahan-bahan bergula atau berpati seperti singkong atau ubi kayu, tebu, nira, sorgum, nira nipah, ubi jalar, ganyong dan lain-lain. Hampir semua tanaman yang disebutkan diatas merupakan tanaman yang sudah tidak asing lagi, karena mudah ditemukan dan beberapa tanaman tersebut digunakan sebagai bahan pangan. Bahan yang belum dimanfaatkan sebagai penghasil sumber karbohidrat adalah bonggol pisang. Bonggol pisang memiliki komposisi 76% pati, 20% air, sisanya adalah protein dan vitamin. Kandungan karbohidrat bonggol pisang tersebut sangat berpotensi sebagai sumber bahan bakar nabati yaitu bioethanol (Susana, 2005).

1.2. Rumusan Masalah

       1. Bagaimana proses pembuatan bioethanol dari bonggol pisang ?

1.3. Tujuan Penulisan

       Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui proses pembuatan bioethanol dari bonggol pisang dengan bantuan enzim.


 I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

     Pada era globalisasi saat ini seiring bertambah nya waktu, teknologi akan semakin canggih, peranan desain grafis dalam segala bidang usaha sangat dibutuhkan. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya bidang usaha yang memanfaatkan keahlian designer grafis. Kebutuhan desain promosi yang sekarang semakin marak di dunia usaha, membuat desain grafis dituntut untuk bisa mengembangkan diri dalam membuat sebuah produk yang bisa menarik minat masyarakat. Para calon designer harus bisa dan mampu terjun ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas, agar dapat mengetahui seberapa besarnya pengaruh dunia kerja dengan pekerjaan yang ditekuni.

Gede project design adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang percetakan desain grafis dan difital printing yang telah berdiri sejak tahun 2017. Dalam bidang usahanya, gede project design menangani beberapa macam pesanan cetakan seperti kartu nama, undangan, pamflet, spanduk, nota, brosur, sertifikat, stempel, name tag, id card, logo serta pembuatan pas foto dan lainnya yang berhubungan dengan percetakan dan periklanan. Salah satu layanan unggulan yang ditawarkan oleh percetakan gede project design adalah paket seminar. gede project design telah dipercaya untuk melayani beberapa acara seminar dengan menghadirkan produk paket seminarnya antara lain seminar himpunan mahasiswa ekonomi unmar, Seminar diskusi publik di museum agung bungkarno serta event kegiatan mahasiswa maupun umum antara antara lain kegiatan lomba cipta tari kontemporer dari dpd knpi bali dan lainnya. Untuk menunjang usahanya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, percetakan gede project design memiliki 2 unit komputer untuk keperluan desain, 2 buah


1.2    Rumusan Masalah

      Studi kelayakan bisnis pada satu usaha jasa desain grafis dan digital printing pada Gede Project Design yang beralamat di Jl. Asatsura I, Br. Benbiu, Peguyangan Kaja Denpasar Utara

1.3. Tujuan Penulisan

            Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis tingkat kelayakan

bisnis pada industri kecil usaha jasa desain grafis Gede Project Design ditinjau dari (Aspek PasarSDM



DONLOD FULL 

 

Donlod ful pdf  https://drive.google.com/file/d/1gMPH4fgfAQNSNxS-zxJIYjrABSFKRJ3w/view?usp=sharing

TEORI

Hama pascapanen atau hama gudang merupakan organisme yang aktivitasnya dapat menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian setelah dipanen.Penyakit parasit pascapanen merupakan penyakit yang terjadi pada saat produk masih di lapang (sebelum dipanen), tetapi patogen pada saat itu dalam keadaan dorman. Produk pasca penen merupakan hasil dari produksi tanaman yang dipanen  dengann tujuan untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen, namun produk pertanian merupakan jenis produk yang mudah rusak, Kerusakan produk tersebut akan berpengaruh pada nilai jual, kwalitas, nilai gizi dan penampilan produk. Kerusakan produk pertanian dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah hama, jenis hama yang menyerang produk pertanian pada fase lepas panen atau penyimpanan, disebut sebagai hama pasca panen, atau hama gudang.

    Hama pasca panen atau hama gudang adalah jenis hama yang menyeran hasil dari produksi tanaman, baik buah, biji, tongkol dll. Hama gudamg mempunyai sifat dan karakter khusus yang berbeda jika dibandingkan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, namun memiliki berbagai macam jenis, spesies, karakteristik yang beragam, dimana setiap masing-masing jenis hama memiliki dampak dan penanggulanagn yang berbeda. Pada dasarnya penggolongan jenis hama pasca panen yang menyerang produk dalam gudang dapat diamati menurut taksonominya.

 Hama pascapanen adalah organisme-organisme yang merusak hasil pertanian baik yang telah dipanen atau lewat masa panen. Kerusakan adalah berhubungan dengan kondisi produk yang menunjukkan adanya habitat serangga, bekas makanan seperti berlubang, alur gerekan. Sedangkan kehilangan adalah akibat adanya aktifitas serangga (termakan) sehingga akan mengurangi jumlah material yang disimpan (Kartasapoetra, 1991).

Hama gudamg mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangant berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh factor luar yang terbatas pula, sehingga memiliki klasifikasi tersendiri. Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok menentukan hama itu  dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam system sudah memperlihatkan sifatnya (Toekidjo, 1996).



III.            HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1    Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Titrasi Larutan NaOH Untuk Mengetahui Konsntrasi HCl

Titran

Volume Titran

Konsentrasi Titran

Titrat

Volume Titrat

Konsentrasi Titrast

HCl

9,6 ml

9,4 ml

0,1 M

NaOH

              

10 ml

0,1 M

9,5 ml

MHCl =

Tabel 2. Hasil Titrasi Larutan HCl Untuk Mengetahui Konsntrasi NaOH

Titran

Volume Titran

Konsentrasi Titran

Titrat

Volume Titrat

Konsentrasi Titrast

NaOH

9,8 ml

10,2 ml

0,1 M

HCl

              

10 ml

0,1 M

10 ml

MNaOH =

Tabel 3. Hasil Menggunakan Larutan NaOH Untuk Menentukan Kadar Konsentrasi asam cuka perdagangan (CHCOOH)

Titran

Volume Titran

Konsentrasi Titran

Titrat

Volume Titrat

Konsentrasi Titrast

NaOH

8,8 ml

8,9 ml

0,1 M

Asam Cuka (CH3COOH)

              

10 ml

0,1 M

8,85 ml

MCH3COOH =

3.2  Pembahasan

3.2.1        Titrasi Larutan NaOH 0.1 M Untuk Menentukan Konsentrasi HCl.

            Titiran yang digunakan adalah HCl dengan volume titran dalam 2 kali percoabaan didapat kan rata-rata sebesar 9,5 ml, dari percobaan pertama sebesar 9,8 ml dan yang kedua sebesar 10,2 ml. Mempunyai konsentrasi titran sebesar 0,1 M dicampurkan dengan titrat NaOH dengan volume sebesar 10 ml konsentrasi titrat 0,1 M.

3.2.2        Titrasi Larutan HCl 0.1 M Untuk Menentukan Konsentrasi NaOH.

            Titiran yang digunakan adalah NaOH dengan volume titran dalam 2 kali percoabaan didapat kan rata-rata sebesar 10 ml, dari percobaan pertama sebesar 9,8  ml dan yang kedua sebesar 9,4 ml. Mempunyai konsentrasi titran sebesar 0,1 M dicampurkan dengan titrat HCl dengan volume sebesar 10 ml konsentrasi titrat 0,1 M.

3.2.3        Menggunakan Larutan NaOH Untuk Menentukan Kadar Konsntrasi asam cuka perdaganga (CHCOOH)

            Titiran yang digunakan adalah NaOH dengan volume titran dalam 2 kali percoabaan didapat kan rata-rata sebesar 8,85 ml, dari percobaan pertama sebesar 8,8 ml dan yang kedua sebesar 8,9 ml. Mempunyai konsentrasi titran sebesar 0,1 M dicampurkan dengan titrat NaOH dengan volume sebesar 10 ml konsentrasi titrat 0,1 M.


 


 

 I.            PENDAHULUAN

1.1  Dasar Teori

Larutan Standar (Baku) primer merupakan larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara tepat, dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume tertentu. Contoh larutan baku primer diantaranya larutan kalium dikromat (K2Cr2O7), natrium klorida (NaCl), asam oksalat, dan asam benzoat. Konsentrasi merupakan istilah untuk menyatakan banyaknya bagian zat terlarut dan pelarut yang terdapat dalam larutan. Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan Syarat-syarat larutan Standar primer : a) Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-120 °C) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya tak dapat dipenuhi oleh zat- zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.); Zat harus tidak berubah berat dalam penimbangan di udara; kondisi ini menunjukkan bahwa zat tak boleh higroskopis, tak pula dioksidasi oleh udara atau dipengaruhi karbon dioksida; Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji- uji kualitatif dan kepekaan tertentu; Zat tersebut sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekuivalen yang besar; Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih; Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi harus bersifat stoikiometrik dan langsung. Sedangkan Larutan Standar sekunder merupakan larutan yang mengandung suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Konsentrasi larutan ini ditentukan dengan pembakuan menggunakan larutan Standar primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh larutan baku sekunder diantaranya larutan perak nitrat (AgNO3), kalium permanganat (KMnO4), besi(II), sulfat (Fe(SO4)2) dan natrium hidroksida (NaOH) (Anonim. 2017).

Macam-macam reaksi asam baasa (titrasi) sebagai berikut: a) Titerasi asam kuat dengan basa kuat, Titrasi asam basa melibatkan reaksi neutralisasi dimana asam akan bereaksi dengan basa dalam jumlah yang ekuivalen. Titran yang dipakai dalam titrasi asam basa selalu asam kuat dan basa kuat. Cara menghitung untuk menghitungnya, konsentrasi H+ dam OH- yang terurai yang terurai saat reaksi ionisasi dan larutan asam atau basa kuat. [H+] = a x M dan [OH+] = b x M; b) Titerasi asam lemah dengan basa kuat, Asam lemah contohnya CH3COOH dan dititrasi dengan basa kuat. Perhitungan konsentrasi H+ dan OH- yang terurai pada saat reaksi ionisasi; c) Titerasi asam kuat dengan basa lemah, Titerasi asam kuat dengan basa lemah adalah analog dengan titrasi asam lemah dengan basa kuat, akan tetapi kurva yang terbentuk adalah cermin dari kurva Titerasi asam lemah dengan basa kuat; d) Titrasi asam lemah dengan basa lemah, Rumusan untuk menghitung konsentrasi H+ dan OH- suatu asam lemah   dan basa lemah diperoleh dari persamaan tetapan ionisasi asam dan basa.  dan untuk basa lemah  (Eka. 2015).

Titik ekuivalen (TE) adalah angka atau volume yang menjadi tujuan utama dalam titrasi, seharusnya angka TE ini yang menjadi angka perhitungan, tapi sayangnya angka ini tidak dapat diperoleh secara manual atau dalam titrasi biasa maksudnya tidak bisa diamati. Jadi, angka ini hanya teoritis pada akhirnya.Titik Akhir Titrasi (TAT) bisa diamati, yaitu dengan cara perubahan warna dari indikator, atau dalam pekerjaan saat larutan sample dalam Erlenmeyer berubah warna (Purwaningsih. 2012).


 

1.2.  Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Kimia Dasar dengan Materi Reaksi Asam-Basa sebagi berikut:

1.      Melakukan titrasi terhadap larutan NaOH untuk mengetahui konsntrasi larutan HCl.

2.      Melakukan titrasi terhadap larutan HCl untuk mengetahui konsntrasi larutan NaOH.

3.      Melakukan titrasi terhadap larutan NaOH untuk mengetahui konsntrasi larutan Asam Cuka Perdagangan


Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts