1.Mimetik lemak adalah pengganti lemak yang memerlukan kandungan air tinggi untuk mendapatkan fungsionalitasnya,
Substitut lemak merupakan senyawa sintetik yang dirancang untuk menggantikan lemak secara total senyawa yang secara fisik dan kimia menyerupai trigliserida dan stabil untuk suhu memasak dan menggoreng.
Perbedaan Mimetik lemak Substitut lemak 
MImetik lemak adalah bahan pengganti lemak yang memiliki struktur kimia yang berbeda dengan lemak, namun dapat menirukan satu atau lebih sifat sensori atau fungsional dari lemak.  Fat replacers ini tidak dapat menggantikan lemak secara keseluruhan. Biasanya yang termasuk dalam kategori ini adalah kelompok karbohidrat dan protein. Dalam bidang pangan, fat mimetics ini sering digunakan untuk produk berbasis cairan atau salad dressing. Contoh dari fat mimetics adalah pati, selulosa, gum, dekstrin, whey dan protein susu.
Pengganti lemak (Substitut lemak ) adalah produk makanan dengan fungsi, stabilitas, fisik, dan karakteristik kimia yang sama dengan lemak biasa, dengan kalori lebih sedikit per gram daripada lemak. Mereka digunakan dalam produksi makanan rendah lemak dan rendah kalori.


2. a). Fat replacers basis karbohidrat
Pati atau amilum adalah bagian dari komponen karbohidrat yang terdiri dari beberapa unit glukosa yang bergabung melalui ikatan glikosidik. Pati memiliki sifat yang tidak larut dalam air, berbentuk bubuk putih, tawar dan tidak memiliki bau. Dalam bidang pangan, pati digunakan untuk mengikat air, mengentalkan dan membentuk struktur yang lebih lembut. Pati dapat diperoleh secara alami dari umbiumbian, sayuran, biji-bijian atau buah-buahan seperti jagung, labu, kentang, ubi jalar, pisang, beras, gandul, sagu, ubi kayu, ganyong dan sorgum. Pati terdiri dari dua senyawa polimer glukosa yaitu amilosa dan amilopektin. Untuk sifat fisikokimia pati dipengaruhi oleh asal bahan, cara pengolahan, granula pati, warna dan kadar amilosa dan amilopektin.
b). Fat replacers basis protein
Simplesse adalah pengganti lemak berbasis protein yang berasal dari protein susu yang memungkinkan pengurangan kalori hingga 80 persen dibandingkan dengan makanan yang mengandung lemak. Partikel-partikel Simplesse begitu kecil sehingga lidah seseorang merasakan teksturnya pengganti sebagai halus dan lembut. Teksturnya adalah karena kemampuannya membentuk koloid , mirip dengan cara lemak didispersikan dalam susu yang dihomogenisasi. Ini berbeda dari konsentrat protein whey lainnya terutama berdasarkan prinsip reologi makanan ; itu diproduksi oleh proses mekanis, bukan kimia. Namun, ketika dipanaskan seperti dengan menggoreng, bahan-bahan dalam lemak faux mulai gel mirip dengan putih telur sehingga produk sebagian besar digunakan dalam es krim, mentega, keju menyebar, krim asam dan saus, produk berbasis minyak seperti saus salad dan mayones, dan produk lain yang tidak melibatkan memasak.
c).  Fat replacers basis lemak (Olestra)
Olestra (Olean ) adalah pengganti lemak yang tidak menambah kalori pada produk. Ini telah digunakan dalam persiapan makanan berlemak tinggi seperti keripik kentang , sehingga menurunkan atau menghilangkan kandungan lemaknya. Trigliserida , lemak makanan penghasil energi, terdiri dari tiga asam lemak yang terikat dalam bentuk ester dengan tulang punggung gliserol . Olestra menggunakan sukrosasebagai tulang punggung menggantikan gliserol, dan dapat membentuk ester hingga delapan asam lemak. Olestra adalah campuran sukrosa heksa, hepta-, dan okta dengan berbagai asam lemak rantai panjang. Susunan radial yang dihasilkan terlalu besar dan tidak teratur untuk bergerak melalui dinding usus dan diserap ke dalam aliran darah. Olestra memiliki rasa dan rasa yang sama dengan lemak, tetapi melewati saluran pencernaan tanpa dicerna tanpa kontribusi kalori atau nilai gizi pada makanan. Karena mengandung gugus fungsional asam lemak, olestra mampu melarutkan vitamin yang larut dalam lemak , seperti vitamin D , vitamin E , vitamin K , dan vitamin A , bersama dengan karoten . Nutrisi yang larut dalam lemak yang dikonsumsi dengan produk olestra diekskresikan dengan molekul olestra yang tidak tercerna. Untuk mengatasi kehilangan nutrisi ini, produk yang dibuat dengan olestra diperkaya dengan vitamin yang larut dalam minyak.
d).  Fat replacers basis kombinasi (mimetics)
Fat mimetics adalah bahan pengganti lemak yang termasuk dalam kategori ini adalah kelompok karbohidrat dan protein. Pengganti lemak mimetik mempengaruhi beberapa karakteristik fisikokimia bahan pangan pada saat dimakan seperti viskositas, mouthfeel dan tampilan produk yang memiliki struktur kimia yang berbeda dengan lemak, namun dapat menirukan satu atau lebih sifat sensori atau fungsional dari lemak. Fat replacers ini tidak dapat menggantikan lemak secara keseluruhan. Dalam bidang pangan, sering digunakan untuk produk berbasis cairan atau salad dressing. Contoh dari fat mimetics adalah pati, selulosa, gum, dekstrin, whey dan protein susu.





1.    Defenisi Limbah B3 dan Limbah Pabrik Tekstil
Limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini. Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain. Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan utama). Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Sifat dan Klasifikasi Limbah B3. Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
Limbah Industri Tekstil merupakan buangan sisa dari hasil produksi suatu industri tekstil. Limbah tekstil mengandung bahan-bahan yang berbahaya bila dibuang ke lingkungan, terutama daerah perairan. Sebagian besar bahan yang terdapat dalam limbah tekstil adalah zat warna, terutama zat warna sintetik. Zat warna sintetik merupakan molekul dengan sistem elektron terdelokalisasi dan mengandung dua gugus yaitu kromofor dan auksokrom.
Kromofor berfungsi sebagai penerima elektron, sedangkan auksokrom sebagai pemberi elektron yang mengatur kelarutan dan warna. Saat ini, terdapat bermacam-macam jenis zat warna sintetik yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis serat yang akan dicelup, ketahanan warna yang dikehendaki, faktor-faktor teknis dan ekonomis lainnya. Pada proses pewarnaan, zat warna yang biasa digunakan pada umumnya tidak akan masuk seluruhnya kedalam bahan tekstil, sehingga efluen yang dihasilkan masih mengandung residu zat warna. Hal inilah yang menyebabkan efluen tekstil menjadi berwarna-warni dan mudah dikenali pencemarannya apabila dibuang langsung keperairan umum. Masalah lingkungan yang utama dalam industri tekstil adalah limbah dari proses pencelupan. Zat warna, logam berat dan konsentrasi garam yang tinggi merupakan polutan air (Dewi, 2009).
2. JENIS LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL
Jenis limbah industri tekstil merupakan limbah cair, limbah cair adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestic yang berupa cairan. Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lainnya tercampur dan terlarut dalam air. Pengolahan limbah cair ini cukup rumit karena banyaknya zat warna dan zat-zat warna pembantu pencelupan yang digunakan, sehingga agar tidak mencemari air lingkungan, pengolahannya pun harus sesuai dengan karakteristik dari air limbah itu sendiri.
3. SIFAT DAN KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL
Karakteristik limbah cair yang dihasilkan industri tekstil sangat erat hubungannya dengan bahan-bahan yang digunakan dalam tahapan proses 6 pembuatan tekstil.
1. Sifat kationik
a. Jumlah muatan positif tinggi: satu muatan per unit gugus glukosamin, jika banyak material muatan negatif (seperti protein) maka muaan positif kitosan berinteraksi kuat dengan permukaan negatif
b. Flokulan yang baik: gugus NH3 berinteraksi dengan muatan negatif dari koloid. c. Mengikat ion-ion logam (Fe, Cu, Cd, Hg, Cr, Ni, Pu, dan U)
2. Sifat biologi
a. Dapat terdegradasi secara alami
b. Polimer alami
c. Nontoksik 10
3. Sifat kimia
a. Linier poliamin (poli D-glukosamin) yang memiliki gugs amino yang baik untuk reaksi kimia dan pembentukan garam dengan asam
b. Gugus amino yang reaktif
c. Gugus hidroksil yang reaktif (C3-OH, C6-OH) yang dapat membentuk senyawa turunannya. Beberapa turunan kitosan yaitu n-karboksialkil kitosan, asetil kitosan dan kitosan glukan.
4. Sifat larutan kitosan (kationik amin, NH3)
a. Larut dalam larutan asam
b. Berbentuk larutan kental
c. Berbentuk gel
d. Larutan dalam campuran alkohol-air

4.   DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TEKSTIL
Banyak sedikitnya (volume), kandungan zat yang ada dalam limbah, dan secara frekuensi pembuangan limbah sangat mempengaruhi kualitas limbah. Semakin banyak limbah maka dampaknya akan semakin berbahaya, tetapi jika pembuangan limbah semakin sedikit atau berkurang maka limbah tersebut tidak membahayakan. Beberapa dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah yang tidak menjalani pengolahan dengan benar terutama limbah bersifat cair, antara lain :
1. Menyebabkan pencemaran dan kontaminasi pada air permukaan dan setiap tetes air yang digunakan oleh manusia.
2. Mengganggu bahkan dapat mematikan kehidupan dan ekosistem perairan.
3. Menimbulkan bau (hasil dari dekomposisi zat anaerobik dan anorganik)
4. Menghasilkan lumpur yang berdampak penyumbatan yang dapat menimbulkan banjir (Chandra, 2006).

Nama      : Tonni Situmorang
Nim         : CGA 118 039




           Limbah rumah sakit adalah segala sesuatu yang dibuang atau zat yang tidak terpakai lagi karena penggunaan dalam proses pengobatan dalam rumah sakit. Yang dimana jika limbah dari rumah sakit ini dibuang akan menybabkan pencemaran lingkungan bahkan akan menyebabkan penyakit yang berbahaya karena mengandung zat kimia. Dampak negative yang dihasilkan oleh rumah sakit yaitu pencemaran dari suatu proses kegiatan, misalnya bila limbah medis tidak dikelola dengan benar. Karena jumlah limbah medis di Indonesia dari data fasyenkes berjumlah 195 ton/hari. Asal limbah rumah sakit, Limbah runah sakit berasal dari pelayanan medis seperti diagnose, dan pengobatan medis. Jumlah ini belum termasuk dari klinik, laboratorium, dan puskesmas. Mengapa limbah tersebut dapat berdampak negative, Karena limbah tersebut bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3), bahan berbahaya dan beracun atau B3 adalah zat atau energi dari sisa suatu usaha yang bersifa beracn dan berbahaya.
     Limbah rumah sakit disebut limbab B3 Karena, sifat, konsenrasi, ataupun jumlahnya secara langsung maupun idak langsung dapat mencemar, merusak lingkungan hidup, dan membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya. Karakteristik Limbah medis B3 rumah sakit antaralain 
a. Bersifat toxic adalah sifat zat limbah medis yang bersifat beracun yang dapat membahayakan manusia
b. Pengoksidasi limbah yang bersifat memiliki waktu pembakaran sama atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa sandar pada umumnya
c. berbahaya yaitu sifat yang menyebabkan bahaya terhadap Kesehatan sampai tingkat tertentu baik bagi manusia ataupun makhluk hidup lainnya
d. Corosif adalah sifat menyebabkan iritasi pada kulit dan menyebabkan proses pengaratan

   
    •      Benda tajam. Limbah jenis ini meliputi segala sesuatu yang dapat menembus kulit, termasuk jarum, pisau bedah, pecahan kaca, pisau cukur, ampul, staples, dan kabel.
    •    Limbah Menular. Apa pun yang menular atau berpotensi menular masuk dalam kategori ini, termasuk tisu, tinja, peralatan, dan kultur laboratorium.
    •           Radioaktif. Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain yang terkontaminasi dengan cairan ini.
    •      Radioaktif. Limbah jenis ini umumnya cairan radioterapi yang tidak digunakan atau cairan penelitian laboratorium. Itu juga dapat terdiri dari gelas atau persediaan lain yang terkontaminasi dengan cairan ini.
    •    Obat-obatan. Pengelompokan ini mencakup semua vaksin dan obat yang tidak digunakan, kedaluwarsa, dan/atau terkontaminasi, seperti antibiotik, injeksi, dan pil.
    •   Bahan kimia. Termasuk desinfektan, pelarut yang digunakan untuk keperluan laboratorium, baterai, dan logam berat dari peralatan medis seperti merkuri dari termometer yang rusak.
    •     Limbah Genotoksik. Ini adalah bentuk limbah medis yang sangat berbahaya yang bersifat karsinogenik, teratogenik, atau mutagenik. Ini dapat termasuk obat sitotoksik yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengobatan kanker.
                  Pengolahan Limbah medis
.  Pengurangan, atau pembatasan penggunaan limbah medis, pengurangan sumbernya, penggunaan daur ulang, kebijakan pimpinan dalam pembelian produk dan pemilahan limbah yang harus diperhatikan adalah karakteristik limbah medis.
. pemilahan, pemilahan limbah sangat penting dilakukan guna untuk kunci menjaga Kesehatan masyarakat, yang perlu diperhatikan dalam pemilahan anatara lain, kode warna untuk pemilahan limbah, pemilahan harus disesuaikan diseluruh rumah sakit dengan menggunakan teknologi oleh penghasil limbah.
. pewadahan, wadah adalah sebagai tempat penampungan limbah sementara, yang perlu diperhatikan dalam pewadahan adalah, wadah harus sesuai dengan kategori limbahnya semua wadah harus diberi tanda label dan tanggal dan limbah harus dibungkusi dengan plastic. Wadah juga harus diganti dengan yang baru dan mudah dibersihkan.
. penyimpanan, penyimpanan harus sesuai dengan kriteria meliputi lanai kedap air, memiliki saluran air yang baik,dan seluruh limbah harus mempunyai tetesan air dan jumlah air yang cukup. Mudah diakses oleh petugas serta aman dan mudah dikunci.
   pengangkutan/pengumpulan, limbah diangkut ke lokasi penyimpanan sementara. Hal yang penting dalam pengangkutan atau pengumpulan limbah medis adalah alat angkut yang digunkan harus khusus untuk limbah medis. Alat angkut harus tertutup dan kedap air dan mudah diersihkan serta dilengkapi label, tanda dan symbol khusus pengangkut limbah. Untuk pengangkutan harus melalui jalur khusus dan terencana dilengkapi APD.
. pengolahan/pemanfaatan/penimbunan, merupakan tahap yang penting dalam pengelolaan. Pengolahan dapat dilakukan dengan baik apabila sesuai dengan karaketristik limbahnya
           Pengolahan limbah medis perlu disesuaikan karakteristiknya karena, karena limbah medis meliputi benda tajam, radioaktif, limbah manular, patologi dan ifeksius yang dimana nantinya akan dilakukan pembakaran ulang sesuai karakteristik, pemilahan karakteristik ini berguna untuk pengelolaan sesama jenis karakteristiknya sehingga naninya bisa didaur ulang Kembali dan tidak membahayakan petugas.

Rekomendasi dalam pengolahan limbah medis
  1.  Melakukan pengurangan atau pembatasan dan tata Kelola barang
  2. Pemilahan limbah sesuai dengan karakteristik dan teknologi pengolahannya
  3. Penggunaan Kembali atau daur ulang
  4. insinerasi dengan panas yang optimal
  5. penggunaan teknologi alternative selain insinerasi
  6. Kerjasama dengan pihak ketiga yang berijin
  7. memenuhi tata cara proses perizinan pengolahan limbah B3





    Limbah adalah hasil buangan dari suatu proses buangan industri atau rumah tangga yang langsung di buang atau di olah kembali. Pada pemukiman masarakata khususnya yang berempat tinggal di sekitar aliran air sungai sering terdampaak masalah akibat pencemaran limbah dari industri maupun limbah rumah tangga. Hal ini yang membuat pengolahan Limbah industri menjadi penting untuk di ketahui oleh para masarakat. Khususnya pengolahan limbah secara fisik, 
    Pengolahan limbah secara fisik adalah pengolahan limbah dengan menggunakan motode dan alat pengolahan untuk mendapatkan suatu nilai yang dapat digunakan dari limbah kembali, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. 

A.      Absorpsi
Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Menurut Nurhidayati, 2009 Absorbsi adalah proses terjebaknya partikel atau absorbat oleh bahan yang berpori/absorbent. Dimana proses ini hanya bisa terjadi ketika absorbent mempunyai rongga/pori. Semakin besar pori pada absorbent maka daya serap pada partikel pengotor akan semakin besar.
1. Tujuan Proses
Tujuan proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah Meningkatkan nilai guna dari suatu zat dengan cara merubah fasenya. Contoh : Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan melalui proses absorbsi

2. Mekanisme Proses
a)        Kolom absorbsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
b)   Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
3.   Fungsi
Absorpsi merupakan metode umum yang berfungsi  untuk Menghilangkan impuritis dari gas (absorpsi). Hal ini dilakukan dengan mengalirkan absorben liquid (pelarut) secara countercurrent terhadap campuran uap/gas (absorpsi) atau suatu vapor countercurrent terhadap campuran liquid (stripping).

B. Kristalisasi
Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian yang digunakan untuk mendapatkan material dengan variasi yang berbeda. Kristalisasi dapat juga didefinisikan sebagai fase perubahan dari larutan menjadi suatu produk kristal (Myerson, 2002). Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa dari suat zat terlarut dari cairan larutan ke fase kristal padat.
1. Tujuan Proses
Secara umum tujuan dari kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal dengan kualitas seperti yang di harapkan. Kualitas krisal yang di hasilkan dapat di tentukan dari parameter produk yaitu distribusi ukuran kristal, kemurnian kristal dan bentuk krisal
2. Mekanisme Proses
Mekanisme kristalisasi terdiri dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal.
a).Nukleasi 
Nukleasi terjadi akibat penggabungan molekul solut membentuk cluster  yang kemudian tumbuh menjadi kristal. Dalam larutan lewat jenuh, solute terdifusi ke cluster dan tumbuh menjadi lebih stabil. Jika ukuran kristal lebih besar,kelarutannya lebih kecil, sebaliknya jika ukuran kristal lebih kecil maka kelarutannyalebih besar. Oleh karena itu, jika ada kristal yang berukuran lebih besar maka kristalakan tumbuh, sedangkan kristal kecil akan terlarut lagi.
b). Pertumbuhan kristalisasi
 Pertumbuhan kristalisasi merupakan tahap setelah nukleasi inti kristal yang terbenuk pada tahap nukleasi akan bertabrakan debgan kristal lain atau benda lain seperti pengaduk atau pendingin tangka. Oleh karena itu proses kristalisasi dapat dipercepat dengan pengadukan ataupun penambahan bibit kristal

3. Fungsi
Metode kristalisasi berfungsi untuk
1.Pemisahan Misal: pemurnian gula dan fraksinasi lemak
2.Mendapatkan tekstur

C. Dialisa
Dialisa adalah proses pembuangan limbah metabolik dan kelebihancairan dari tubuh. Menurut (Mahdiana, 2011) dialisa adalah metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi atau kerja ginjal, yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Ada dua jenis dialisa yaitu hemodialisa dan dialysis peritoneal.
1. Tujuan Proses
Tujuan Proses dialisa adalah
a. Dialisis membantu menggantikan fungsi ginjal
b. Meningkatkan kelangsungan hidup
c. Memulihkan kondisi ginjal Anda
d. Memungkinkan pasien dapat hidup normal
e. Meminimalisir kerusakan organ lain

2. Mekanisme Proses
Dialisis bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal (cuci darah lewat perut). Metode yang kedua inilah yang disebut CAPD.
Cara Kerja CAPD
CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) diawali dengan pembuatan sebuah lubang kecil di dekat pusar pasien oleh dokter bedah. Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga perut (rongga peritoneum). Kateter akan dibiarkan berada di rongga perut agar pasien dapat melakukan proses dialisis sendiri.
·           Setiap kali hendak melakukan cuci darah, pasien gagal ginjal harus menghubungkan kantong berisi cairan dialisat baru ke kateter dan menunggu sampai cairan tersebut mengisi rongga perutnya.
·     Cairan dialisat kemudian dibiarkan di dalam rongga perut selama beberapa jam. Ketika darah melewati pembuluh darah di peritoneum, zat-zat sisa dari darah tersebut akan diserap oleh cairan dialisat ini.
·       Cairan dialisat yang sudah tercampur dengan zat-zat sisa akan dialirkan keluar melalui perut ke kantong lain yang kosong.
3. Fungsi
Mesin dialisa ini berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap. Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas medis.

D. Electrodialisa
Elektrodialisis (ED) adalah proses pemisahan elektrokimia dimana spesi bermuatan dipindahkan dari suatu larutan ke larutan lain. Elektrodialisis juga merupakan metode kombinasi dari dialisis dan elektrolisis.
1. Tujuan Proses
Tujuan Proses Electrodialisa adalah untuk menciptakan air minum yang bersih dan layak di konsumsi masarakat dengan penyaringan dan teknologi yang canggih.
2. Mekanisme Proses
Elektrodialisis dapat dilakukan pada dua macam sel utama:
a. sel multimembran untuk pencairan-pemekatan larutan dan aplikasi disosiasi air (membrane phenomena), prinsip pencairan-pemekatan larutan diaplikasikan sebagian besar dalam proses demineralisasi susu atau produk-produk sampingannya. Penggunaan elektrodialisis dengan membran monopolar adalah pemisahan protein, produksi kaseinat asam dan dalam bioreaktor yang memproduksi asam organik.
b. sel elektrolisis untuk reaksi reduksi oksidasi (electrode phenomena).
Penggunaan elektrodialisis sebagai sebuah proses membran juga berkembang karena adanya jenis membran baru yaitu membran bipolar. Pada industri susu membran bipolar dapat mendisosiasi molekul air. Elektrodialisis dengan membran bipolar diaplikasikan pada proses produksi asam latat dari fermentasi produk whey, produksi kasein dan fraksinasi protein whey. Dua aplikasi utama reaksi elektroda adalah koagulasi elektrokimia (EC) untuk presipitasi protein susu, dan elektroreduksi untuk mereduksi ikatan disulfida dalam protein. Fenomena elektrodialisis berpotensi besar untuk diaplikasikan dalam industri susu, dan lebih luasnya, dalam industri makanan.

3. Fungsi
Elektrodialisis (ED) digunakan untuk membawa ion garam dari satu larutan melalui membran pertukaran ion dari larutan lainnya di bawah pengaruh perbedaan potensial listrik yang diterapkan. Hal ini dilakukan dalam suatu konfigurasi yang disebut sebagai suatu sel elektrodialisis





Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts