BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Desain
Pengemasan
Kemasan agar menarik harus dirancang dan dibuat
sebaik mungkin, dalam merancang atau merencanakan pembuatan suatu kemasan
sebaiknya kita memperhatikan hal-hal seperti berikut ini :1. Kesesuaian antara produk
dengan bahan pengemasnya. Maksudnya adalah dalam menentukan bahan pengemas
kita harus mempertimbangkan produk yang kita miliki. Jika produk kita berbentuk
cairan seperti jus atau sirup, kita bisa memilih bahan pengemas seperti botol
atau gelas plastik. Jika produk kita berupa makanan kering seperti keripik,
kerupuk, atau yang lainnya kita bisa menggunakan plastik transparan dan lain
sebagainya. Plastik dapat digunakan sebagai kemasan primer sekaligus dengan
labelnya, juga bisa dimasukkan kedalam kemasan lain seperti dus kertas sebagai
kemasan sekunder. 2. Ukuran kemasan dan ketebalan bahan kemasan ukuran
kemasan berkaitan dengan banyak sedikitnya isi yang diinginkan, Sedangkan ketebalan berkaitan
dengan keawetan dari produk yang ada didalamnya. Jika produknya sangat ringan
seperti kerupuk sebaiknya kemasan di buat dalam ukuran relatif besar. 3. Bentuk kemasan agar kemasan menarik
bentuk pengemas bisa dirancang dalam bentuk yang unik tergantung dari
kreativitas perancangnya. Misalnya kemasan dus kertas bisa di buat seperti
tabung, kubus, balok, trapesium atau bentuk-bentuk lainnya.
2.2. Labeling
Label adalah suatu tanda baik berupa tulisan,
gambar atau bentuk pernyataan lain yang disertakan pada wadah atau pembungkus
sebagai yang memuat informasi tentang produk yang ada di dalamnya sebagai
keterangan/ penjelasan dari produk yang dikemas. Label kemasan bisa dirancang
atau didesain baik secara manual menggunakan alat lukis atau yang lainnya
maupun menggunakan software komputer. Desain yang dibuat secara manual mungkin
akan mengalami sedikit kesulitan ketika mau digunakan atau diaplikasikan
sedangkan dengan menggunakan komputer tentunya akan lebih mudah. Dewasa ini keberadaan software – software
komputer sangat membantu para desainer untuk merancang desain label yang baik,
menarik, dan artistik sehingga dapat meningkatkan daya tarik produk terhadap
konsumen. Suatu produk yang sama jika dikemas dalam kemasan dengan desain label
berbeda sangat dimungkinkan daya jualnya juga berbeda. Merancang atau mendesain label kemasan sangatlah tergantung pada
kreativitas para desainernya, baik ukuran, bentuk, maupun corak warnanya. Namun
demikian ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat label kemasan yaitu, a). Label tidak boleh menyesatkan apa saja yang
tercantum dalam sebuah label baik berupa kata-kata, kalimat, nama, lambang,
logo, gambar dan lain sebagainya harus sesuai dengan produk yang ada di
dalamnya; b). Memuat
informasi yang diperlukan label sebaiknya cukup besar (relatif terhadap
kemasannya), sehingga dapat memuat informasi atau keterangan tentang produknya;
c). Hal-hal yang seharusnya ada atau tercantum
dalam label produk makanan adalah sebagai berikut; 1) Nama produk Nama Produk adalah nama dari makanan atau produk pangan yang terdapat di dalam
kemasan misalnya dodol nanas, keripik pisang, keripik singkong dan lain
sebagainya; 2) Cap / Trade mark bila ada suatu usaha sebaiknya memiliki cap
atau trade mark atau merek dagang. Cap berbeda dengan nama produk dan bisa
tidak berhubungan dengan produk yang ada di dalamnya misalnya dodol nanas cap
“Panda”, Kecap Ikan cap “Wallet”, dsb; 3) Komposisi / daftar bahan yang
digunakan, komposisi atau daftar bahan merupakan keterangan yang menggambarkan
tentang semua bahan yang digunakan dalam pembuatan produk makanan tersebut.
Cara penulisan komposisi bahan penyusun dimulai dari bahan mayor atau bahan
utama atau bahan yang paling banyak digunakan sampai yang terkecil; 4) Netto
atau volume bersih netto atau berat bersih dan volume bersih menggambarkan
bobot atau volume produk yang sesungguhnya. Apabila bobot produk berarti bobot
produk yang sesungguhnya tanpa bobot bahan pengemas; 5) Nama pihak produksi, nama pihak produksi adalah nama perusahaan yang
membuat atau mengolah produk makanan tersebut; 6) Distributor atau pihak yang
mengedarkan bila ada. Dalam
kemasan juga harus mencantumkan pihak-pihak tertentu seperti pengepak atau
importir bila ada; 7) No Registrasi Dinas Kesehatan. Nomor registrasi ini sebagai bukti bahwa produk tersebut telah teruji dan dinyatakan
aman untuk dikonsumsi; 8) Kode Produksi, kode produksi adalah kode yang
menyatakan tentang batch produksi dari produk pada saat pembuatan yang isinya
tanggal produksi dan angka atau hurup lainnya yang mencirikan dengan jelas
produk tersebut; 9) Keterangan kadaluarsa, keterangan kadaluarsa adalah
keterangan yang menyatakan umur produk yang masih layak untuk dikonsumsi.
Menurut Julianti dan Nurminah (2006), keterangan kadaluarsa dapat ditulis :
Ø Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan
masih dapat dikonsumsi beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
Ø Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena
berbahaya bagi kesehatan manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba)
setelah tanggal yang tercantum terlewati. Permenkes
180/Menkes/Per/IV/1985 menegaskan bahwa tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa
wajib dicantumkan secara jelas pada label, setelah pencantuman best before /
use by. Produk pangan yang memiliki umur simpan 3 bulan dinyatakan dalam
tanggal, bulan, dan tahun, sedang produk pangan yang memiliki umur simpan lebih
dari 3 bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun. Namun demikian ada beberapa
jenis produk yang tidak memerlukan pencantuman tanggal kadaluarsa yaitu sayur
dan buah segar, minuman beralkohol, cuka, gula/sukrosa dan lainnya;
10) Logo halal untuk produk-produk yang telah mendapatkan sertifikasi ”halal” dari MUI harus mencantumkan logo halal yang standard disertai dengan nomor sertifikasinya; k) Keterangan Lainnya selain yang telah diuraikan di atas masih ada lagi keterangan-ketrangan lain yang perlu dicantumkan dalam label kemasan makanan yang bermaksud memberi petunjuk, saran, atau yang lainnya demi keamanan konsumen; d). Tulisan atau keterangan yang ada pada label harus jelas dan mudah di baca, tidak dikaburkan oleh warna latar belakang atau gambar lainnya; e). Jumlah warna yang digunakan banyaknya warna yang digunakan dalam label akan berpengaruh terhadap biaya cetak, semakin banyak banyak warna yang digunakan, tentunya akan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan; f). Jenis cetakan yang dikehendaki desain yang kita buat akan dicetak pada media apa? Plastik, kertas, aluminium foil, atau lainnya.
Berkaitan dengan label kemasan kiranya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu;
1. Label tidak boleh mudah terlepas dari kemasannya. Warna, baik berupa gambar maupun tulisan tidak boleh mudah luntur, pudar, atau lekang, baik karena pengaruh air, gosokan, maupun sinar matahari.
2. Label harus ditempatkan pada bagian yang
mudah dilihat. Software computer yang bisaanya banyak digunakan untuk melakukan
desain seperti Corel Draw dan Adobe Photoshop. Namun demikian masih ada
software-software lainnya yang dapat digunakan tergantung pada kebisaaan atau
keahlian para desainernya. Pencetakan
desain label kemasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin cetak tradisional
maupun modern. Alat cetak tradisional seperti sablon, sedangkan dengan
teknologi modern bisa menggunakan printer, mesin offset atau mesin-mesin
berskala besar lainnya.
2.3. Promosi Produk
Akhir
Didalam sebuah produk pasti memiliki kualitasnya masing-masing, maka dari itu setiap produk selalu dikemas secara ketat dan baik agar terhindar dari kerusakan misalnya terbentur dan hal-hal pengganggu diudara yang dapat menyebabkan produk itu rusak. Produk yang dikemas secara baik akan dipasarkan ke konsumen dengan cara mempromosikannya dengan melakukan beberapa hal yaitu pertama Perencanaan pemasaran, yaitu seluruh strategi yang mencakup produksi barang, cara penjualannya dan tempat kemasan dalam proses penjualan. Perencanaan pemasaran harus memperhitungkan hubungan antara kemasan, tema penjualan, promosi, periklanan, dan berbagai komponen pemasaran yang lainnya. Beberapa pengulas yakin bahwa pengemasan akan melebihi bentuk periklananan lainnya sebagai suatu alat pemasaran sebelum peralihan abad ini; kondisi perekonomian telah meningkatkan peran dasar pengemasan sebagai pembantu penjualan dan para pemakai kemasan makan banyak mengadakan eksperimen dengan pengemasan sebagai alat untuk menonjolkan merk mereka kepada pembeli akhir. Pentingnya pengemasan sebagai suatu alat promosi utama berarti bahwa orang pemasaran perlu mengetahui tentang lini produk sama baiknya dengan memahami mengenai pengemasan dan juga pengemasan sebagai suatu medium komunukasi. Kedua perlu kiranya menciptakan keseimbangan antara pertimbangan teknik dan fungsional dengan keinginan manajer merk mengenai pengemasan, termasuk daya tarik visual konsumen dan penanganannya. ketiga, Pihak ketiga yang terlibat dalam konsep pengemasan ialah distributor atau pengecer, dan daya tarik pada pengecer adalah bagian yang penting dari proses pemasaran. Sebelum setiap kemasan daoat menampilkan fungsi penjualannya, kemasan harus menjamin untuk mendapatkan ruang pajangannya di etalase toko atau di atas rak, ini berarti bahwa produk, dan kemasannya harus menarik pengecer dengan cara yang berbeda-beda. Pengecer harus du bujuk bahwa ruang rak yang dialokasikan untuk produk tersebut akan menhasilkan. Keempat Pemajangan, yaitu operasi yang mencakup penyampaian produk ke tempat penjualan dengan aman dan berakhir dengan penjualan tersebut. Pihak ketiga yang terlibat dalam konsep pengemasan ialah distributor atau pengecer, dan daya tarik pada pengecer adalah bagian yang penting dari proses pemasaran. Kelima sikap pelanggan, hal ini sering membawa pengaruh atas arah tindakan yang diambil. Pelanggan adalah pihak keempat yang terkait dalam konsepsi pengemasan, dan tujuan akhir dari proses pemasaran adalah menjual produk ke pelanggan. Hubungan antara pengemasan dan pemasaran dipengaruhi oleh perilaku pelanggan yang bermacam-macam, dan pada tingkat pelanggan sering terjadi sikap negatif terhadap keseluruhan ide pengemasan, perilaku ini telah menmacu pengembangan merk sendiri, generik dan perubahan lain pada tingkat eceran. Sikap ini harus betul-betul dimengerti oleh manajemen pemasaran karena dapat mempengaruhi keseluruhan perencanaan
III.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengemasan
dan labeling dalam rangka memasarkan produk makanan sangat penting untuk
dilakukan. Pengemasan selain berfungsi sebagai alat melindungi produk, juga
meningkatkan daya tarik konsumen untuk membeli suatu produk tertentu. Sajian
makanan ringan yang dikemas dalam wadah yang bersih, bagus, tahan air tentu
akan meningkatkan penjualan. Selain hal terpenting dari kegiatan pengemasan ini
adalah labeling. Labeling berfungsi sebagai identitas suatu produk agar
konsumen dapat memilih produk secara benar dan tepat.
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini
diperlukan untuk lebih teliti dalam memahami Konsep Pengemasan dari Sistem
desain Kemasan, Labeling dan Promosi hasil akhir. Hal inilah yang penting dari
hasil akhir produk agar sampai kekonsumen dengan kondisi yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar