A Latar Belakang
Minyak kelapa sawit pada dasarnya terdiri dari dua bagian
yaitu stearin (fraksi padatan) dan olein (fraksi cairan). Pemisahan kedua
fraksi tersebut dilakukan melalui proses fraksinasi Pada proses fraksinasi akan
didapatkan fraksi stearin sebanyak 25 persen dan fraksi olein (minyak makan)
sebanyak 75 persen. Stearin memiliki slip melting point sekitar
44.5-56.2oC sedangkan olein pada kisaran 13-23oC. Hal ini menunjukkan bahwa stearin
yang memiliki slip melting pont lebih tinggi akan berada dalam
bentuk padat pada suhu kamar (Pantzaris, 1994). Fraksi stearin merupakan produk
sampingan yang diperoleh dari minyak sawit bersama-sama dengan fraksi olein Teknologi
pengolahan margarin dari fraksi sterain CPO bermacam-macam. berbagai teknologi
pengolahan tersebut berpengaruh terhadap margarin yang dihasilkan. Oleh karena
itu, pengetahuan mengenai teknologi pengolahan margarin dari fraksi stearin CPO
perlu diketahui sehingga diperoleh hasil margarin yang bermutu tinggi. Margarin merupakan suatu produk berbentuk emulsi baik padat
maupun cair yang mengandung minyak tidak kurang dari 80% dan 15000 IU vitamin A
per ponnya (FDA dalam Hasenhuett dan Hartel, 1997). Margarin dapat juga
diartikan sebagai emulsi yang terdiri dari fase internal berupa cairan yang
diselubungi oleh fase eksternal berupa lemak yang bersifat plastis. Komponen
yang terkandung dalam margarin adalah lemak, garam, vitamin A, pengawet,
pewarna dan emulsifier untuk menstabilkan emulsi yang terbentuk (Hasenhuettl
& Hartel, 1997).
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana teknologi
pengolahan margarin dari fraksi stearin CPO baik secara dehidrogenasi maupun
interesterifikasi?
2. Bagaimana karakteristik
margarin yang dihasilkan dari proses pengolahan margarin dengan bahan baku
fraksi stearin CPO baik secara dehidrogenasi maupun interesterifikasi?
3. Apa saja pemanfaatan margarin dalam kehidupan sehari-hari?
B. PEMBAHASAN
Teknologi Pengolahan Margarin Dari Fraksi Stearin CPO
Secara umum terdapat 4 tahapan proses pengolahan minyak dan
lemak berasal dari CPO untuk digunakan sebagai bahan baku proses produksi
margarin, shortening, pastry dan minyak goreng yaitu :
1. Proses pemurnian (refined) CPO.
2. Proses fraksinasi.
3. Proses hidrogenasi.
4. Proses interesterifikasi kimia
dan enzim.
A.
Proses Pemurnian CPO dan Fraksinasi
Dalam
proses pemurnian CPO dilakukan secara proses fisik (physical refinery) dengan
menggunakan metode proses pemurnian berlanjut (continuous refinery).
Proses ini berlangsung dengan melalui aktivitas pemanasan pada suhu tinggi
dan dalam sistem vakum sehingga disebut physical refinery. Bahan penolong yang
digunakan adalah H3PO4 80-85% untuk degumming,
Bleaching Earth/Bentonit (BE) serta CaCO3 untuk
mejernihkan/pemucatan warna (bleached). Berikut adalah tahapan proses pemurnian
CPO untuk memproduksi RBDPO :
B. Proses Produksi Margarin
Proses produksi margarin adalah salah satu tahap proses akhir dalam industri minyak dan lemak Proses pengolahan margarin adalah sebagai berikut: bahan baku minyak dan lemak tersebut dicampurkan (blending) dalam satu tanki, kemudian diaduk hingga homogen kemudian ditambahkan ingredien atau BTP yaitu garam, air, pengemulsi, flavor, vitamin, pewarna karotene dan antioksidan. Setelah selesai di campur kemudian dilewatkan melalui alat pendingin chilling unit Perfector atau Kombinator dengan ammonia cair bertekanan tinggi.
1. Sifat margarin yang
dihasilkan berdasarkan teknologi pengolahan margarin Minyak dan Lemak Trans
Produk pangan yang banyak mengalami sorotan akhir-akhir ini adalah produk margarin yang diproduksi dari bahan baku minyak dan lemak yang mengandung asam lemak trans. Asam lemak trans tersebut berasal dari bahan baku minyak dan lemak yang telah melalui proses hidrogenasi. Bentuk trans yang ada didalam minyak dan lemak sawit adalah bentuk yang tidak sengaja dibuat akan tetapi pada saat proses hidrogenasi posisi ikatan rangkap mengalami reaksi hidrogenasi tidak sempurna sehingga terbentuklah posisi trans. Asam lemak trans mempunyai karakteristik yang spesifik yang dibutuhkan dalam proses pembuatan margarin, shortening, pastry, minyak goreng dan bahan tambahan pangan seperti pengemulsi nabati.
2. Pemanfaatan Margarin
1) Margarin meja (table margarines)
Margarin meja (table margarines) terdiri dari:
a. Soft tube margarines, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·
Temperatur emulsi soft tube margarines sekitar 95 – 105oF (35 – 40,6oC)
·
Berbentuk lembut dan tetap dapat dioles
pada suhu 5 – 10oC
· Produk terlalu lembut, oleh karena itu, dibungkus di dalam plastic tube atau plastic cup yang dilengkapi dengan pelekat penutup.
b. Stick margarines, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
· Temperatur emulsi stick margarines disesuaikan dan diatur di bawah suhu tubuh pada 100 – 105 oF (37,8 – 40,6oC)
·
Dapat dioles pada suhu 20 – 25 oC
·
Lebih kaku dibanding mentega putih (shortening)
2) Margarin industri (Industrial margarines)
Margarin industri ini dirancang untuk industri roti dan kue. Yang dibuat dari minyak nabati yang telah dimurnikan. Aplikasi yang direkomendasikan untuk biskuit, industri kue dan toko roti. Sedikit lebih keras dibandingkan dengan margarin meja dan digunakan untuk campuran roti dan kue. Margarin industri ini harus disimpan ditempat yang kering dan dingin atau suhunya sekitar 30°C.
3) Puff pastry
margarines
Sangat berbeda dengan margarin meja maupun margarin industri. Fungsi puff pastry sebagai pelindung antara lapisan-lapisan dari adonan kue.
Kesimpulan
CPO berasal dari pengolahan bagian serabut (mesoskarp) dari kelapa sawit. CPO dengan teknologi pengolahan lanjut yaitu dengan fraksinasi dapat menghasilkan fraksi stearin (pada suhu kamar berbentuk padat) dan fraksi olein (pada suhu kamar berbentuk cair). Margarin merupakan emulsi dengantipe emulsi Water in Oil (W/O) yaitu fase air berada dalam fase minyak atau lemak dan lebih mudah dicerna dalam tubuh daripada lemak yang tidak teremulsi seperti minyak goring Secara umum terdapat 4 tahapan proses pengolahan minyak dan lemak berasal dari CPO untuk digunakan sebagai bahan baku proses produksi margarin, shortening, pastry dan minyak goreng yaitu : 1. Proses pemurnian (refined) CPO; 2. Proses fraksinasi; 3. Proses hidrogenasi; 4. Proses interesterifikasi kimia dan enzim.Proses pengolahan secara hidrogenasi mampu menghasilkan tekstur margarin lebih baik namun kelemahannya proses hidrogenasi membentuk lemak trans yang tidak baik bagi kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar