BAB II.
PEMBAHASAN
2.1. Pengolahan Kelapa
Sawit
Kualitas hasil minyak CPO (Rendemen) yang diperoleh
sangat dipengaruhi oleh kondisisi buah (TBS)
yang diterima dan diproses oleh pabrik. Sedangkan proses pengolahan dalam
pabrik hanya berfungsi meminimalkan kehilangan (loses) dalam proses
pengolahannya.
Berikut pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
2.1.1 Tandan Buah Segar Sawit
Tandan
buah Segar (TBS) yang telah dipanen dari kebun diangkut
ke lokasi Pabrik pengolahan Minyak Sawit dengan menggunakan truk. Sebelum
dimasukan ke dalam Loading Ramp, Tandan Buah Segar tersebut harus ditimbang
terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (Weighing Brigde) untuk
mengetahui jumlah Tonase dari TBS yang diterima oleh Pabrik.
2.1.2 Jembatan
Timbang
Pabrik Kelapa Sawit sekarang ini pada umumnya
sudah menggunakan jembatan timbang yang terintegrasi langsung dengan sistem
komputer. Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal sebelum TBS
dibongkar dan sortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang,
selisih berat awal dan akhir adalah berat TBS yang diterima dipabrik. TBS yang
telah ditimbang kemudian diterima oleh bagian Loading ramp, untuk
dilakukan penyortiran. Hal ini
dilakukan untuk memisahkan antara TBS yang layak diolah atau tidak.
2.1.3 Penyortiran
Kualitas buah / TBS yang diterima pabrik harus diperiksa tingkat
kematangan nya. Jenis buah yang masuk ke PKS pada umumnya jenis Tenera dan
jenis Dura. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan
kualitas buah pada stasiun penerimaan TBS (Loading Ramp / penampungan TBS).
Kematangan TBS mempengaruhi terhadap rendemen minyak dan ALB (Asam Lemak
Bebas / FFA = Free Fatty Acid) yang dapat dilihat di bawah ini kematangan
buah, Rendamen minyak (%), Kadar ALB (%) :
a. TBS
Mentah, Rendemen berkisar antara 11% – 14%, Kadar ALB = 1,3% – 2,0%
b. TBS
Setengah matang / Mengkal, Rendemen 14% – 18%. ALB = 1,7% – 2,4%
c. TBS
Matang, Rendemen 18% – 23%. ALB = 2,2% – 3%
d. TBS
lewat matang 23% – 26%. ALB = 3,0% – 3,6%
2.1.4
Perebusan
Setelah disortir, TBS yang layak olah lalu dimasukkan ke
dalam lori rebusan yang terbuat dari plat besi / baja berlubang-lubang (cage)
dan langsung dimasukkan ke dalam Sterilizer
yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.6
sampai 3.0 Kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim
yang dapat menurunkan kualitas minyak CPO. Disamping itu, juga dimaksudkan agar
buah sawit mudah lepas dari tandannya (berondolan) dan memudahkan
pemisahan daging buah sawit dari cangkang dan inti. Tujuan perebusan TBS yang dilakukan yaitu :
a) Mengurangi peningkatan asam lemak bebas.
b)
Mempermudah proses pembrodolan pada threser.
c)
Menurunkan kadar air.
d)
Melunakan daging buah, sehingga daging buah mudah lepas dari biji.
Sterilizer memiliki bentuk panjang 26 m dan diameter pintu 2,1 m (hal
ini tergantung dari design yang dipakai oleh pabrik). Dalam sterilizer dilapisi
Wearing Plat setebal 10 mm yang berfungsi untuk menahan uap / steam yang
berasal dari Boiler. Dibawah
sterilizer terdapat lubang yang gunanya untuk pembuangan air condesat agar
pemanasan didalam sterilizer tetap seimbang. Proses perebusan ini biasanya
berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan antara
280 sampai 290 Kg/ton TBS. Proses ini dapat menghasilkan condensat
(cairan) yang mengandung sekitar 0.5% minyak. Condensat ini kemudian dimasukkan
ke dalam Fat Pit, nanti nya dapat digunakan dalam membantu proses Pressan
daging sawit. Tandan buah yang sudah selesai direbus dimasukan ke dalam Threser, yang berfungsi untuk
memisahkan antara berondolan sawit dengan janjangan / tandan nya, dengan
menggunakan Hoisting Crane atau Fruit Elevator (hal ini
tergantung pada design yang digunakan oleh Pabrik).
2.1.5 Perontokan
Buah dari Tandan / Threser
Pada tahapan mesin Threser, buah yang
masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip
bantingan, sehingga buah tersebut terlepas (kemudian ditampung dan dibawa oleh Fruit
Conveyor ke Digester). Tujuan
mesin Threser adalah untuk memisahkan brondolan dari tangkai tandan. Alat yang digunakan
pada mesin ini adalah drum berputar (rotari drum thresher). Hasil
stripping (perontokan) tidak selalu 100%, artinya masih ada brondolan yang
melekat pada tangkai tandan, ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka
dipakai sistem “Double Threshing”. Sistem 'Double Thresing' bekerja dengan cara janjang kosong / EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB
yang keluar dari thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk ke
threser kedua, supaya sisa berondolan yang masih tertinggal dari proses
thresing pertama dapat terambil. Selanjutnya Empty Fruit Bunch dibawa
ketempat pembakaran (incinerator) dan dapat dimanfaatkan sebagai produk
sampingan, sebagai pupuk misalnya.
2.1.6 Pengolahan
Minyak dari Daging Buah
a. Digester
Buah yang sudah
terlepas (berondolan) yang dibawa oleh Fruit Conveyor dimasukkan kedalam
Digester atau peralatan pengaduk. Tujuan dari penggunaan Digester adalah untuk
memisahkan daging buah sawit terlepas dari biji (nut) nya. Dalam proses
pengadukan Digester ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar
stabil antara 80° – 90°C. Fungsi Digester
yaitu :
1. Melumatkan daging
buah.
2. Memisahkan daging
buah dengan biji.
3. Mempersiapkan
Feeding Press.
4. Mempermudah
proses di Press.
5. Membantu
menaikkan Temperatur pada Screw Press.
Didalam
digester tersebut buah atau berondolan yang sudah terisi penuh diputar atau
diaduk dengan menggunakan pisau pengaduk yang terpasang pada bagian poros,
sedangkan pisau bagian dasar sebagai pelempar atau mengeluarkan buah dari
digester ke screw press.
Daging buah dari Digester yang telah diaduk secara bertahap dengan bantuan
pisau – pisau pelempar dimasukkan kedalam feed screw conveyor dan
mendorongnya masuk kedalam mesin pengempa (twin screw press) kemudian
dimasukkan ke dalam alat pengepresan (Screw Press) untuk memisahkan
minyak keluar dari biji dan Serat (fibre).
b. Screw
Press
Fungsi dari Screw Press adalah untuk memeras
berondolan yang telah dicincang, dilumat dari digester untuk mendapatkan minyak
kasar. Oleh adanya tekanan screw yang ditahan oleh cone, massa tersebut
diperas sehingga melalui lubang – lubang press cage minyak dipisahkan dari
serabut dan biji. Selanjutnya minyak menuju stasiun clarifikasi,
sedangkan ampas dan biji masuk ke stasiun kernel. Untuk memudahkan proses
pengepresan ini perlu tambahan air panas (+ air Condensat dari hasil
perebusan) sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari
pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas / serat fiber serta
biji. Minyak kasar tersebut ditampung pada Crude Oil Tank, untuk dilakukan pemisahan kandungan pasirnya pada Sand
Trap yang kemudian dilakukan penyaringan menggunakan Vibrating Screen. Sedangkan ampas dan
biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan
ampas dan biji (Depericarper). Dalam proses penyaringan minyak kasar
perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak. Minyak kasar
(Crude Oil) kemudian dipompakan ke dalam mesin Decanter guna memisahkan Solid
(kotoran padat) dan Effluent
(kotoran cair). Pada Effluent masih terkandung unsur minyak, air dan masa jenis
ringan lain nya, kemudian ditampung pada Continious Settling Tank. Minyak dialirkan ke Oil Tank dan pada fase berat (sludge)
yang terdiri dari air dan padatan yang terlarut ditampung ke dalam Sludge Tank
yang kemudian dialirkan ke Sludge Separator untuk memisahkan (mengutip)
minyak yang masih terkandung didalam nya. Minyak dari oil tank kemudian
dialirkan ke dalam Oil Purifier
untuk memisahkan kotoran / solid yang mengandung kadar air. Selanjutnya
dialirkan ke Vacuum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas standard.
Kemudian melalui Sarvo Balance, minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (Oil
Storage Tank).
2.1.7 Proses Pemurnian Minyak Kelapa Sawit
Setelah melewati proses Screw Press maka didapatlah
minyak kasar / Crude Oil dan ampas press yang terdiri dari fiber.
Kemudian Crude Oil masuk ke stasiun Clarifikasi.
Proses pengolahan nya adalah sebagai berikut :
a.
Sand Trap Tank ( Tangki Pemisah Pasir)
Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur
masuk ke Sand Trap Tank. Fungsi dari Sand Trap Tank adalah untuk menampung
pasir. Temperatur pada sand trap mencapai 95 derajat Celcius.
b. Vibro Seperator / Vibrating Screen
Fungsi dari Vibro Separator adalah untuk
menyaring Crude Oil dari serabut dan atau kotoran lain nya yang dapat
mengganggu proses pemisahan / pemurnian minyak. Sistem kerja mesin penyaringan
itu sendiri dengan sistem getaran – getaran berkelanjutan pada Vibro kontrol
melalui penyetelan pada bantalan yang di ikat pada elektromotor. Getaran yang
kurang stabil dapat mengakibatkan pemisahan tidak efektif.
c.
Vertical Clarifier Tank
Fungsi dari VCT adalah untuk memisahkan
minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana minyak dengan
berat jenis yang lebih ringan dari 1 akan berada pada lapisan atas dan air
dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah sedangkan NOS dengan
berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada lapisan bawah. Fungsi Skimmer
dalam VCT adalah untuk membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara
mengaduk dan memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak dengan Sludge.
Temperatur yang cukup (sekitar 90 - 95 derajat Celcius) akan memudahkan proses
pemisahan ini. Prinsip kerja didalam VCT dengan menggunakan prinsip
keseimbangan antara larutan yang berbeda jenis. Prinsip bejana berhubungan
diterapkan dalam mekanisme kerja di VCT.
d.
Oil Tank
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat
penampungan sementara Crude Oil sebelum diolah oleh Purifier. Pemanasan
dilakukan dengan menggunakan Steam Coil untuk mendapatkan temperatur yang
diinginkan yakni 95 derajat Celcius. Kapasitas yang dapat diolah Oil Tank
sekitar 10 Ton / Jam.
e.
Oil Purifier
Fungsi dari Oil Purifier adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak dengan cara sentrifugal. Pada saat alat ini
dilakukan proses diperlukan temperatur suhu 95 derajat Celcius.
f.
Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri adalah
minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur resirkulasi
dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana. Vacuum dryer lalu melakukan
proses sedemikian rupa sehinggan kadar air yang masih terkandung didalam minyak
dapat diserap dan dibuang melalui pipa pembuangan.
g.
Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat
sementara sludge (bagian dari minyak kasar yang terdiri dari kotoran padatan
dan zat cair yang masih mengandung minyak) sebelum diolah oleh sludge seperator.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan
temperatur yang diinginkan yaitu 90 - 95 derajat Celcius.
h.
Sand Cyclone / Pre- cleaner
Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk
menangkap pasir yang terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses
selanjutnya.
i.
Brush Strainer ( Saringan Berputar )
Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk
mengurangi serabut yang terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja
Sludge Seperator. Alat ini terdiri dari saringan dan sikat yang berputar.
j.
Sludge Seperator
Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang masih
terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong
keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.
2.1.8 Storage Tank
Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak
produksi yang dihasilkan sebelum dikirim atau dijual. Didalam Storage tank
terdapat pipa-pipa yang dialiri oleh uap steam, untuk menjaga supaya suhu
minyak CPO dalam tanki penyimpanan tetap terjaga stabil antara 45-50 derajat
Celcius. Storage Tank harus dibersihkan secara terjadwal dan pemeriksaan
kondisi pipa Steam harus dilakukan secara rutin, karena apabila terjadi
kebocoran pada pipa uap Steam dapat mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.
2.2 Proses Pengolahan Biji Sawit dan
Fiber
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa setelah proses pengepresan akan
menghasilkan Crude Oil, biji sawit / nut dan Fiber. Berikut ini akan dijelaskan
secara singkat proses pengolahan biji sawit dan fiber / Serabut sawit.
2.2.1 Cake Breaker Conveyor (CBC)
Fungsi
dari Cake Breaker Conveyor adalah untuk membawa dan membantu memisahkan
gumpalan yang terdiri dari biji sawit / nut dan Fiber (serabut) yang berasal
dari stasiun Press ke depericarper.
2.2.2 Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk
memisahkan fiber dengan nut dan membawa fiber untuk menjadi bahan bakar boiler.
Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat massa, yang massanya lebih ringan
(fiber) akan terhisap oleh fan tan. Yang massanya lebih berat (nut) akan masuk ke
Nut Polishing Drum.
Fungsi
dari Nut Polishing Drum adalah
:
1. Membersihkan biji dari serabut – serabut yang masih melekat.
2. Membawa nut dari Depericarper ke Nut transport.
3. Memisahkan nut dari sampah.
4. Memisahkan gradasi nut.
2.2.3 Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan
sementara nut sebelum diolah pada proses berikutnya. Bila proses pemecahan nut
dengan menggunakan nut Craker maka nut silo harus dilengkapi dengan sistem
pemanasan (Heater).
2.2.4 Riplle Mill
Fungsi dari riplle Mill adalah untuk
memecahkan nut. Pada Riplle Mill terdapat rotor bagian yang berputar pada
Riplle Plate bagian yang diam. Nut masuk diantara rotor dan Riplle Plate
sehingga saling berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.
2.2.5 Claybath
Fungsi
dari Claybath adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah yang besar
dan beratnya hampir sama dengan menggunakan cairan Calsium Carbonat.
Proses pemisahan dilakukan berdasarkan kepada perbedaan berat jenis. Bila
campuran cangkang dan inti dimasukan kedalam suatu cairan yang berat jenisnya
diantara berat jenis cangkang dan inti maka untuk berat jenisnya yang lebih
kecil dari pada berat jenis larutan akan terapung diatas dan yang berat
jenisnya lebih besar akan tenggelam. Kernel memiliki berat jenis lebih ringan
dari pada larutan calcium carbonat sedangkan cangkang berar jenisnya lebih
besar.
2.2.6 Hydro Cyclone
Fungsi dari Hydro Cyclone adalah
:
1. Mengutip kembali inti sawit yang ikut terbawa ke cangkang.
2. Mengurangi losis (inti cangkang) dan kadar kotoran.
2.2.7 Kernel Dryer
Fungsi
dari Kernel Dryer adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan menyebabkan tumbuh / muncul
nya jamur pada inti dan juga dapat mempengaruhi nilai penjualan, karena jika
kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan yaitu :
Atas 70 derajat celcius, Tengah 60 derajat, Bawah 50 derajat celcius. Pada
sebagian PKS ada yang menggunakan sebaliknya yaitu atas 50 derajat, tengah 60
derajat, dan bawah 70 derajat celcius.
2.2.8 Kernel Storage
Fungsi dari
Kernel ini adalah untuk tempat penyimpanan inti produksi sebelum dikirim keluar
untuk dijual. Kernel Storage pada umumnya berupa bulk silo yang seharusnya
dilengkapi dengan fan agar uap yang masih terkandung dalam inti dapat keluar
dan tidak menyebabkan kondisi dalam Storage lembab yang pada akhirnya
menimbulkan jamur.