LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN
ACARA
III
HUBUNGAN
AIR DENGAN TANAMAN : TRANSPORT DAN KEBUTUHAN
Disusun
Oleh
:
Nama : Batsyeba Panggabean
NPM : E1J017060
Shift : Kamis , 08.00 – 10.00
Co.Ass
: Natal Pandapotan
Nadeak
Dosen : Dr.Ir. Catur Herison M,Sc.
PROGRAM STUDI
AGROEKOTEKNOLOGI
JURUSAN
BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertumbuhan dan produksi tanaman ditentukan oleh interaksi antara
potensi genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang besar peranannya adalah
air disamping faktor lain seperti kesuburan tanah dan iklim. Penting mengetahui
pengaruh faktor lingkungan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman secara
terintegrasi agar dapat menentukan cara untuk mengoptimumkan produksi
walaupunpada kondisi lingkungan yang sub-optimum (Diah, 2010).
Air merupakan suatu molekul yang sederhana, terdiri 1 atom oksigen dan 2
atom hidrogen, sehingga berat molekulnya hanya 18gr/mol. Terlepas dari kesederhanaan
komposisi atom penyusunnya dan ukuran molekulnya yang kecil, molekul air
mempunyai beberapa karakteristik yang unik. Karakteristik tersebut disebabkan
karena rangkaian kedua atom hidrogen pada atom oksigen (yang berada ditengah)
tidak membentuk garis lurus (Dwidjoseputro, 2011).
Pentingnya
air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada
proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan
relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas
dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam
vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan
potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan
saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu
menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi
atau mempunyai nilai maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari
apoplast ke vakuola (Nugroho,
2012)
1.2 Tujuan
Praktikum
1. Mempelajari proses pengangkutan air oleh jaringan
tanaman.
2. Mempelajari kebutuhan air bagi tanaman.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Cekaman kekeringan merupakan istilah untuk menyatakan bahwa tanaman
mengalami kekurangan air akibat keterbatasan air dari lingkungannya yaitu media
tanam Cekaman (stress) lingkungan adalah kondisi lingkungan yang memberikan
tekanan pada tanaman dan mengakibatkan respons tanaman terhadap faktor
lingkungan tertentu lebih rendah daripada respons optimumnya pada kondisi
normal. Kondisi lingkungan yang memungkinkan tanaman untuk memberikan respons
maksimum terhadap suatu faktor lingkungan bukan merupakan cekaman bagi tanaman.
Cekaman lingkungan dapat berupa faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal meliputi kondisi lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bagian tanaman seperti kekurangan dan kelebihan unsur hara,
kekurangan dan kelebihan air, suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Sedangkan faktor internal adalah gen individu tersebut (Song, Nio dan Banyo,
Yunia. 2011: 169).
Ketersediaan air merupakan salah satu cekaman abiotik yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Tanaman tidak akan dapat
hidup tanpa air, karena air merupakan faktor utama yang berperan dalam proses
fisiologi tanaman. Air merupakan bagian dari protoplasma dan menyusun 85-90%
dari berat keseluruhan jaringan tanaman. Air juga merupakan reagen yang penting
dalam fotosintesis dan dalam reaksi-reaksi hidrolisis. Di samping itu air juga
merupakan pelarut garam- garam, gas-gas dan zat- zat lain yang diangkut antar
sel dalam jaringan untuk memelihara pertumbuhan sel dan mempertahankan stabilitas
bentuk daun. Air juga berperan alam proses membuka dan menutupnya stomata
(Roswanti, 2015).
Xilem merupakan suatu jaringan pengangkut yang kompleks terdiri dari
berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati
dengan dinding yang sangat tebal tersusun dari zat lignin sehingga xilem
berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Xilem terdiri dari trakeid dan unsur
pembuluh. Trakeid ditemukan di dalam xilem hampir semua tumbuhan vaskuler.
Selain trakeid, sebagian besar angiosperma, serta segelintir gimnosperma dan
tumbuhan vaskuler tidak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh (Campbell, 2002).
Trakeid adalah sel-sel yang panjang dan tipis dengan ujung meruncing.
Air bergerak dari sel ke sel terutama melalui ceruk, sehingga air tidak perlu
menyeberangi dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder trakeid diperkeras
oleh lignin, yang mencegah sel-sel runtuh akibat tegangan transport air dan
juga memberi dukungan. Unsur-unsur pembuluh umumnya lebih lebar, lebih pendek,
berdinding tipis, dan kurang meruncing dibandingkan trakeid. Unsur-unsur
pembuluh tersusun dengan ujung-ujung yang bersentuhan, membentuk pipa mikro
panjang yang disebut pembuluh. Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki
lempeng berlubang-lubang yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh.
Struktur trakeid dan unsur pembuluh dapat dilihat pada gambar di bawah ini.Menurut
Nugroho dkk (2012: 95), unsur-unsur xilem terdiri dari unsur trakeal, serat
xilem, dan parenkim xylem.
Menurut Nugroho dkk (2017),
floem merupakan jaringan pengangkut yang berfungsi mengangkut dan
mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tumbuhan yang lain. Floem tersusun dari berbagai macam bentuk sel-sel yang
bersifat hidup dan mati. Unsur-unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring,
sel albumin (pada gimnosperma), serat-serat floem, dan parenkim floem. Komponen utama dari floem adalah saringan elemen dan pendamping sel. Elemen saringan
yang dinamakan demikian karena mereka akhir dinding berlubang. Hal ini
memungkinkan koneksi antara vertikal-sitoplasma sel ditumpuk. Hasilnya adalah tabung saringan yang melakukan
fotosintesis produk - gula dan asam amino - dari
tempat di mana mereka diproduksi ("sumber"), misalnya, daun, ke
tempat-tempat ("tenggelam") di mana mereka dikonsumsi atau disimpan,
seperti : Akar Tumbuh ujung batang, daun, bunga, buah, umbi-umbian, corms.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
dan Bahan
Bahan : Ranting tanaman berkayu Alamanda (Alamanda
cathartica)
yang
gmasih memiliki pucuk,
air, dan gumpalan gum sebagai penutup jaringan tanaman.
Alat :
Pisau stek, botol aqua 1,5 L, gelas ukur, kapas.
3.2 Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur
kerja yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu :
1.
Menyiapkan air yang cukup di dalam botol aqua 1,5 L
2.
Memotong tangkai tanaman yang masih
punya banyak daun.
3.
Memasukan potongan tangkai ke ember
berisi air.
4.
Memotong dan membuang bagian dasar
tangkai daun (kira – kira 5 cm dari pangkal) sisakan 5 daun pada tangkai yang
akan digunakan.
5.
Mengupas kulit batang kira – kira 3 cm
dari bawah , kikis jaringan floem dari kayu dan dibuang.
6.
Menyiapkan 3 tangkai daun dengan cara
yang sama ,
7.
Menutup jaringan xylem pada tangkai
pertama dengan gum.
8.
Menutup jaringan floem pada tangkai
kedua dengan gum.
9.
Membiarkan
jaringan xylem dan floem terbuka.
10. Langkah
selanjutnya memasukkan tangkai berdaun (7-8-9) ke dalam botol yang berisi air (
dan diketahui volume airnya).
11. Menutup mulut botol dengan kapas.
12. Meletakkan botol dirumah kawat.
13. Mengukur ketinggian air pada tiap- tiap botol yang
berkurang.
14. Mencatat volume air yang hilang.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengamatan
a.
Percobaan Transport
Air
Tabel 1. Pengaruh perlakuan penutupan jaringan
pengangkut air terhadap kehilangan air.
Perlakuan
|
Rata-ata
air diserap pada hari ke-
|
Catatan
Morfologi hari ke-
|
||||
7
|
14
|
21
|
7
|
14
|
21
|
|
Xylem
ditutup
|
0,5ml
|
1 ml
|
3 ml
|
Helaian daun berubah agak kekuningan dan ujung
batang tumbuh jamur
|
2 helai daun menguning dan muncul pucuk muda. Serta
banyak
jamur pada ujung
batang
|
Muncul daun yang segar dan hijau dan batangnya
ditutupi jamur.
|
Phloem
ditutup
|
0
ml
|
1,5 ml
|
2 ml
|
2
helai daun
berwarna menguning dan muncul 2 pucuk
|
2 helai daun tua rontok dan tersisa 2 pucuk daun
muda
|
Daun semakin dewasa dan pucuk daun tetap muncul
|
Control
(tidak ditutup)
|
0 ml
|
1,5
ml
|
3
ml
|
Terdapat 4 helai daun yang muda, karena daun
alamanda yang sisakan masih sangat muda
|
4
helai daun berwarna hijau dan pucuk yang berwarna hijau kekuningan
|
Terdapat 4 helai daun yang masih segar dan berwarna
hijau
|
4.2
Pembahasan
Praktikum hubungan air dan tanaman kali
ini kami mengamati tanaman alamanda
selama 21 hari dengan perlakuan xilem ditutup, floem
ditutup dan kontrol. Pada praktikum
ini terdapat beberapa perubahan yang kami dapat pada ke-3 perlakuan ini. Kami menanam potongan cabang Alamanda
tidak menggunakan akar dan tidak di tanah,
melainkan
di air .dan saat proses itu tanaman
tersebut mengalami perubahan yaitu tumbuh dengan subur dan mucul atau tumbuh pucuk dari setiap perlakuan.
Dari pengamatan yang
kami lakukan terlihat bahwa tanaman alamanda yang ditutup xylemnya tampak daun
alamanda agak sedikit
menguning dalam 7 hari. Dan setelah 14 hari tanaman alamanda tersebut mengalami
berkurangnya
dua daun atau daun yang
agak menguning pada hari ke-7 akhirnya menjadi gugur pada hari ke-14. Dan
pada hari yang ke 21 tanaman alamanda tersebut mengalami perubahan yaitu mucul pucuk daun yang berwarna hijau yang
sangat segar dan batang ditumbuhi jamur. Pada pengamatan ini tidak sesuai
dengan teori yang mengatakan bahwa xylem merupakan
jaringan pengangkut air dari akar ke daun. Hal ini disebabkan oleh ketebalan dinding sel dan
patogen hidup di dalam sel floem sehingga tidak menyebabkan perubahan anatomi
pada sel xilem. Sel xilem merupakan sel yang berbentuk cincin dan berdinding
tebal (Susanti dkk, 2014).
Pengamatan pada tanaman alamanda
yang di tutup floemnya pada hari yg 7 mengalami perubahan warna yaitu warna
kuning disertai dengan
munculnya 2 pucuk. Perubahan pada hari yang ke 14 juga
mengalami perubahan daunnya
yang menguning gugur, dan pada hari yang ke 21 tanaman
alamanda daunnya semakin
dewasa dan pucuk daun tetap muncul dan terlihat segar. Pengamatan ini tidak sesuai dengan
fungsi floem sebagai alat pengangkut hasil fotosintesis ke seluruh tubuh
tumbuhan, karena jaringan floem sudah ditutup gum, tetapi tanaman masih tetap
bertahan hidup. Hal ini dapat disebabkan pada saat pengikisan batang dan
penutupan dengan gum tidak tepat pada jaringan floem, sehingga pada saat
pengamatan tidak sesuai dengan teori.
Pengamatan tanaman alamanda
dengan perlakuan control
pada hari ke-7 terdapat 4 helai daun yang muda, karena daun alamanda yang
sisakan masih sangat muda, pada hari ke- 14 terdapat 4
helai daun berwarna hijau dan
pucuk yang berwarna hijau kekuningan, dan pada hari ke- 21 Terdapat 4 helai daun yang masih segar dan berwarna
hijau. Hal ini bisa dikatakan sesuai dengan teori karena
jaringan xylem dan floem pada tanaman tidak ditutup sehingga jaringan
pengangkut pada tanaman dapat berfungsi sesuai tugasnya masing- masing.
Serapan air pada setiap selama 3 minggu pengamatan
tersebut tidak tinggi. Pada awal pembuatan sampel, kami menggunakan 22 ml air
dan sampai pengamatam terakhir paling banyak 3 ml air yang diserap tanaman. Hal
ini dapat disebabkan oleh laju transpirasi yang rendah, karena pada saat
pengamatan lebih banyak musim penghujan daripada musim kemarau. Sehingga laju
transpirasi tanaman menjadi rendah.
Dengan demikian pada praktikum hubungan air dan
tanaman ini, fungsi dari jaringan xylem dan floem belum dapat diamati secara
langsung. Hal ini disebabkan oleh faktor dari penyiapan bahan tidak teliti dan
tepat sehingga hasinya tidak sesuai dengan teori yang selama ini dipelajari.
Dan air yang diserap tanaman dikategorikan rendah karena dipengaruhi oleh musim
penghujan yang lebih tinggi daripada musim kemarau, sehingga laju penguapan
atau transpirasi rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
teori
didapat bahwa jaringan pengangkut air di tanaman adalah jaringan xylem. Xylem
berfungsi untuk mengangkut air untuk kebutuhan fotosintesis pada tanaman. Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dan
mengedarkan pada seluruh tubuh tanaman. Namun, pada praktikum ini, toeri tidak
terbukti jelas, karena diakibatkan kekurang telitian dalam mempersiapkan bahan
sampel.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini
diharapkan pada saat pembuatan media agar praktikan lebih kondusif lagi agar
praktikum dapat berjalan dengan baik. Untuk setiap pengamatan agar dilakukan
dengan benar, supaya tujuan dari
pengamatan dapat tercapai.
Campbell,
dkk, 2002 .Penghantar Fisiologi
Tumbuhan. Pt. Gremedia. Jakarta.
Diah . 2010.Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada
Dwidjoseputro, D. 2010.Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :
Gramedia
Hasnunidah, Neni. 2011. Fisiologi Tumbuhan.
Bandar Lampung : Universitas Lampung.
Nugroho, L.
Hartanto, dkk., 2012. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Jakarta :
Penebar Swadaya.
Nugroho, L
Hartanto. 2017. Struktur dan Produk Jaringan Sekretori Tumbuhan.
Yogyakarta : UGM Press.
Roswanti
Pienyani, Munif Ghulamahdi, dan Nurul Khumaida. 2015. Respon Anatomi dan
Fisiologi Akar Kedelai terhadap Cekaman Kekeringan. Jurnal Argon. 43 (3) :
186 –192.
Song, Nio Dan Banyo, Yunia. 2011. Konsentrasi Klorofil
Daun Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11
No. 2. Hal 169-170
Susanti, Heni.,
Mukarlina dan Riza Linda.2014. Anatomi Daun dan Ranting Citrus nobilis L.
var. microcarpa yang Terserang Citrus Vein Phloem Degeneration. Jurnal Protobiont. Vol. 3
(3) : 51 – 55.
Taufik, M, Andi,
K, Terry, P, Gianto. 2010. Deteksi Keberadaan Citrus Vein Phloem
Degeneration (CVPD) dengan teknik PCR (Polymerase
Chain Reaction) di Sulawesi Tenggara. Jurnal HPT. vol. 10, no. 1 hal.
71-79.
0 komentar:
Posting Komentar