Limbah adalah hasil buangan dari suatu proses buangan industri atau rumah tangga yang langsung di buang atau di olah kembali. Pada pemukiman masarakata khususnya yang berempat tinggal di sekitar aliran air sungai sering terdampaak masalah akibat pencemaran limbah dari industri maupun limbah rumah tangga. Hal ini yang membuat pengolahan Limbah industri menjadi penting untuk di ketahui oleh para masarakat. Khususnya pengolahan limbah secara fisik,
Pengolahan limbah secara fisik adalah pengolahan limbah dengan menggunakan motode dan alat pengolahan untuk mendapatkan suatu nilai yang dapat digunakan dari limbah kembali, sehingga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
- Mei 17, 2020
- Tonni situmorang
- tugas kuliah
- No comments
A. Absorpsi
Absorpsi
adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan
bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Menurut Nurhidayati, 2009 Absorbsi adalah proses terjebaknya partikel atau
absorbat oleh bahan yang berpori/absorbent. Dimana proses ini hanya bisa
terjadi ketika absorbent mempunyai rongga/pori. Semakin besar pori pada
absorbent maka daya serap pada partikel pengotor akan semakin besar.
1.
Tujuan Proses
Tujuan
proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah Meningkatkan nilai guna dari suatu
zat dengan cara merubah fasenya. Contoh : Formalin yang berfase cair berasal
dari formaldehid yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida dalam
air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan melalui proses absorbsi
2. Mekanisme Proses
a)
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom,
dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
b) Campuran gas yang merupakan keluaran dari
reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak
antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah
kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
3. Fungsi
Absorpsi merupakan metode umum yang
berfungsi untuk Menghilangkan impuritis
dari gas (absorpsi). Hal ini dilakukan dengan mengalirkan absorben liquid
(pelarut) secara countercurrent terhadap campuran uap/gas (absorpsi) atau suatu
vapor countercurrent terhadap campuran liquid (stripping).
B. Kristalisasi
Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian
yang digunakan untuk mendapatkan material dengan variasi yang berbeda.
Kristalisasi dapat juga didefinisikan sebagai fase perubahan dari larutan
menjadi suatu produk kristal (Myerson, 2002). Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa dari
suat zat terlarut dari cairan larutan ke fase kristal padat.
1.
Tujuan Proses
Secara
umum tujuan dari kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal dengan
kualitas seperti yang di harapkan. Kualitas krisal yang di hasilkan dapat di
tentukan dari parameter produk yaitu distribusi ukuran kristal, kemurnian
kristal dan bentuk krisal
2. Mekanisme Proses
Mekanisme kristalisasi terdiri
dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal.
a).Nukleasi
Nukleasi terjadi akibat penggabungan molekul
solut membentuk cluster yang kemudian tumbuh menjadi kristal. Dalam
larutan lewat jenuh, solute terdifusi ke cluster dan tumbuh menjadi lebih
stabil. Jika ukuran kristal lebih besar,kelarutannya lebih kecil, sebaliknya
jika ukuran kristal lebih kecil maka kelarutannyalebih besar. Oleh karena
itu, jika ada kristal yang berukuran lebih besar maka kristalakan tumbuh,
sedangkan kristal kecil akan terlarut lagi.
b). Pertumbuhan kristalisasi
Pertumbuhan
kristalisasi merupakan tahap setelah nukleasi inti kristal yang terbenuk pada
tahap nukleasi akan bertabrakan debgan kristal lain atau benda lain seperti
pengaduk atau pendingin tangka. Oleh karena itu proses kristalisasi dapat
dipercepat dengan pengadukan ataupun penambahan bibit kristal
3. Fungsi
Metode kristalisasi berfungsi untuk
1.Pemisahan
Misal: pemurnian gula dan fraksinasi lemak
2.Mendapatkan tekstur
C. Dialisa
Dialisa adalah proses
pembuangan limbah metabolik dan kelebihancairan dari tubuh. Menurut (Mahdiana,
2011) dialisa adalah metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi
atau kerja ginjal, yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh.
Ada dua jenis dialisa yaitu hemodialisa dan dialysis peritoneal.
1.
Tujuan Proses
Tujuan Proses dialisa adalah
a. Dialisis membantu
menggantikan fungsi ginjal
b. Meningkatkan kelangsungan
hidup
c. Memulihkan kondisi ginjal
Anda
d. Memungkinkan pasien dapat
hidup normal
e. Meminimalisir kerusakan
organ lain
2. Mekanisme Proses
Dialisis bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu
hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal (cuci darah lewat perut).
Metode yang kedua inilah yang disebut CAPD.
Cara Kerja CAPD
CAPD
(continuous ambulatory peritoneal dialysis) diawali
dengan pembuatan sebuah lubang kecil di dekat pusar pasien oleh dokter bedah.
Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga
perut (rongga peritoneum). Kateter akan dibiarkan berada di rongga perut agar
pasien dapat melakukan proses dialisis sendiri.
·
Setiap
kali hendak melakukan cuci darah, pasien gagal ginjal harus menghubungkan
kantong berisi cairan dialisat baru ke kateter dan menunggu sampai cairan
tersebut mengisi rongga perutnya.
· Cairan
dialisat kemudian dibiarkan di dalam rongga perut selama beberapa jam. Ketika
darah melewati pembuluh darah di peritoneum, zat-zat sisa dari darah tersebut
akan diserap oleh cairan dialisat ini.
· Cairan
dialisat yang sudah tercampur dengan zat-zat sisa akan dialirkan keluar melalui
perut ke kantong lain yang kosong.
3.
Fungsi
Mesin dialisa ini
berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan
zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas
medis.
D. Electrodialisa
Elektrodialisis (ED) adalah proses
pemisahan elektrokimia dimana spesi bermuatan dipindahkan dari suatu larutan ke
larutan lain. Elektrodialisis juga merupakan metode kombinasi dari dialisis dan
elektrolisis.
1.
Tujuan Proses
Tujuan Proses
Electrodialisa adalah untuk menciptakan air minum yang bersih dan layak di
konsumsi masarakat dengan penyaringan dan teknologi yang canggih.
2. Mekanisme Proses
Elektrodialisis
dapat dilakukan pada dua macam sel utama:
a. sel multimembran untuk
pencairan-pemekatan larutan dan aplikasi disosiasi air (membrane phenomena), prinsip
pencairan-pemekatan larutan diaplikasikan sebagian besar dalam proses
demineralisasi susu atau produk-produk sampingannya. Penggunaan elektrodialisis
dengan membran monopolar adalah pemisahan protein, produksi kaseinat asam dan
dalam bioreaktor yang memproduksi asam organik.
b. sel elektrolisis untuk reaksi reduksi
oksidasi (electrode phenomena).
Penggunaan elektrodialisis sebagai sebuah proses
membran juga berkembang karena adanya jenis membran baru yaitu membran bipolar.
Pada industri susu membran bipolar dapat mendisosiasi molekul air. Elektrodialisis
dengan membran bipolar diaplikasikan pada proses produksi asam latat dari
fermentasi produk whey, produksi kasein dan fraksinasi protein whey. Dua
aplikasi utama reaksi elektroda adalah koagulasi elektrokimia (EC) untuk
presipitasi protein susu, dan elektroreduksi untuk mereduksi ikatan disulfida
dalam protein. Fenomena elektrodialisis berpotensi besar untuk diaplikasikan
dalam industri susu, dan lebih luasnya, dalam industri makanan.
3.
Fungsi
Elektrodialisis (ED)
digunakan untuk membawa ion garam dari satu larutan melalui membran pertukaran
ion dari larutan lainnya di bawah pengaruh perbedaan potensial listrik yang
diterapkan. Hal ini dilakukan dalam suatu konfigurasi yang disebut sebagai
suatu sel elektrodialisis
- Mei 05, 2020
- Tonni situmorang
- tugas kuliah
- No comments
Minyak goreng adalah
minyak yang berasal dari pemurnian bagian tumbuhan, dibuat secara sintetik yang
dimurnikan dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Pada umumnya minyak
goreng berasal dari minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Minyak goreng umumnya
berbentuk cair dalam suhu kamar.
A. Pengolahan minyak
Pengolahan minyak kelapa
dapat dilakukan secara tradisional ataupun modern. Dalam pengolahan minyak
dikenal tiga metode, yaitu
1. metode
basah (wet method, wet process),
2. ekspresi
(tekanan press)
3. ekstraksi
minyak dengan pelarut.
Dengan
adanya berbagai metode pengolahan minyak kelapa tersebut maka akan dihasilkan
pula berbagai kualitas minyak kelapa. Disamping faktor pengolahan minyak kelapa,
buah kelapa sendiripun berpengaruh terhadap kualitas dari minyak kelapa.
Pemilihan buah kelapa yang baik akan dihasilkan minyak yang mempunyai kualitas
yang baik pula. VCO hasil dari proses pembuatan minyak secara basah dengan cara
pemancingan dipanaskan dan divakum. Perlakuan pemanasan dan pemvakuman terhadap
VCO untuk menghilangkan bau dan rasa kelapa yang masih terasa dalam minyak
kelapa. Minyak kelapa yang mendapat perlakuan pemanasan sebelumnya divakum
terlebih dahulu dengan maksud agar dalam suasana pemanasan minyak kelapa tidak
ada oksigen yang masuk sehingga minyak kelapa tidak mudah teroksidasi.
Pemvakuman dilakukan pada tekanan 270 mmHg selama 1 jam. Proses pemvakuman dan
pemanasan ini dilakukan dalam suhu 80 o C, 100 o C, dan 150 o C dengan lama
waktu pemanasan 1, 2, dan 3 jam.
B. Pengaruh Suhu Terhadap Kualitas Minyak
Suhu merupakan faktor penting dalam kualitas minyak beriku pengaruh suhu
terhadap kualitas minyak.
1). Pengaruh Suhu dan lama Pemanasan terhadap Angka
Asam Lemak Bebas (% FFA)
Kadar asam lemak bebas adalah banyaknya prosentase asam lemak untuk
setiap 100 g minyak dalam setiap 1 mg NaOH. Didalam minyak kelapa maupun minyak
kelapa sawit terkandung asam lemak bebas, akan tetapi prosentase kandungannya
berbeda-beda. Adanya asam lemak bebas dikarenakan peruraian dari gliserida oleh
adanya perlakuan kimia atau reaksi bakteri yang dipercepat oleh sinar dan panas.
Kandungan asam lemak bebas yang ada pada minyak kelapa sekitar 25%, sedangkan
untuk minyak kelapa sawit mempunyai kadar asam lemak bebas sekitar 3,2-4,6.
Perhitungan asam lemak bebas minyak dari asam-asam lemak yang ada dalam minyak,
untuk minyak kelapa dari asam laurat dan minyak kelapa sawit dari asam
palmitat. Asam lemak bebas ini digunakan untuk menentukan kualitas minyak
tersebut. Adanya proses pemanasan akan membuat minyak kelapa maupun minyak
kelapa sawit mengalami perubahan baik secara fisika maupun secara kimia.
Perubahan secara fisika dari suatu pemanasan biasanya warna minyak akan berubah
dari jernih menjadi kuning kecoklatan bila minyak digunakan berulangkali.
Pemanasan akan menaikkan kadar asam lemak bebas, akibatnya terjadi penurunan
kualitas minyak. Kualitas minyak yang menurun dapat ditunjukkan dengan adanya
kerusakan seperti bau tengik dan rasa yang tidak lezat, sehingga tidak memenuhi
syarat untuk dimanfaatkan sebagai minyak goreng ataupun minyak sayur. Kenaikan
asam lemak bebas disamping berdasarkan pada pemanasan juga dipengaruhi oleh
kontak langsung dengan udara.
2. Pengaruh Suhu dan Lama Pemanasan Terhadap Bilangan
Peroksida
Bilangan peroksida bertujuan
untuk mengetahui tingkat kerusakan pada minyak kelapa (VCO) yang mengalami
perlakuan pemanasan dan pemvakuman. Bilangan peroksida menunjukkan banyaknya
peroksida yang terbentuk didalam minyak dan dinyatakan dalam miliekuivalen dari
peroksida dalam setiap 1000 g sampel. Peroksida merupakan tahap awal dari
proses oksidasi. Untuk mengetahui peroksida yang ada di dalam minyak/lemak
dengan cara mereaksikan minyak dengan larutan KI. Reaksi ini dapat berjalan
secara sempurna dengan menghasilkan iodium bebas dalam larutan. Iodium bebas
ini dapat diketahui kuantitasnya dengan cara titrasi menggunakan larutan baku
natrium thiosulfat. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses oksidasi yaitu
adanya oksigen. Di samping itu pemanasan juga akan mengakibatkan kerusakan pada
minyak, karena. minyak akan mengalami proses oksidasi. Semakin tinggi suhu
pemanasan semakin besar pula kemungkinan minyak akan rusak
- Mei 03, 2020
- Tonni situmorang
- tugas kuliah
- No comments
A. Absorpsi
Absorpsi
adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan
bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan.
Menurut Nurhidayati, 2009 Absorbsi adalah proses terjebaknya partikel atau
absorbat oleh bahan yang berpori/absorbent. Dimana proses ini hanya bisa
terjadi ketika absorbent mempunyai rongga/pori. Semakin besar pori pada
absorbent maka daya serap pada partikel pengotor akan semakin besar.
1.
Tujuan Proses
Tujuan
proses Absorpsi dalam dunia Industri adalah Meningkatkan nilai guna dari suatu
zat dengan cara merubah fasenya. Contoh : Formalin yang berfase cair berasal
dari formaldehid yang berfase gas (Formalin adalah larutan formaldehida dalam
air, dengan kadar antara 10%-40%) dapat dihasilkan melalui proses absorbsi
2. Mekanisme Proses
a)
Kolom absorbsi adalah sebuah kolom,
dimana ada zat yang berbeda fase mengalir berlawanan arah yang dapat
menyebabkan komponen kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya,
terjadi hampir pada setiap reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas,
destilasi,pelarutan yang terjadi pada semua reaksi kimia.
b)
Campuran gas yang merupakan keluaran dari
reaktor diumpankan kebawah menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak
antar dua fasa yaitu fasa gas dan fasa cair mengakibatkan perpindahan massa
difusional dalam umpan gas dari bawah menara ke dalam pelarut air sprayer yang
diumpankan dari bagian atas menara. Peristiwa absorbsi ini terjadi pada sebuah
kolom yang berisi packing dengan dua tingkat.
Sumber : Gede H cahyana
3. Fungsi
Absorpsi merupakan metode umum yang
berfungsi untuk Menghilangkan impuritis
dari gas (absorpsi). Hal ini dilakukan dengan mengalirkan absorben liquid
(pelarut) secara countercurrent terhadap campuran uap/gas (absorpsi) atau suatu
vapor countercurrent terhadap campuran liquid (stripping).
B. Kristalisasi
Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian
yang digunakan untuk mendapatkan material dengan variasi yang berbeda.
Kristalisasi dapat juga didefinisikan sebagai fase perubahan dari larutan
menjadi suatu produk kristal (Myerson, 2002). Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa dari
suat zat terlarut dari cairan larutan ke fase kristal padat.
1.
Tujuan Proses
Secara
umum tujuan dari kristalisasi adalah menghasilkan produk kristal dengan
kualitas seperti yang di harapkan. Kualitas krisal yang di hasilkan dapat di
tentukan dari parameter produk yaitu distribusi ukuran kristal, kemurnian
kristal dan bentuk krisal
2. Mekanisme Proses
Mekanisme kristalisasi terdiri
dari dua tahap, yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal.
a).Nukleasi
Nukleasi terjadi akibat penggabungan molekul
solut membentuk cluster yang kemudian tumbuh menjadi kristal. Dalam
larutan lewat jenuh, solute terdifusi ke cluster dan tumbuh menjadi lebih
stabil. Jika ukuran kristal lebih besar,kelarutannya lebih kecil, sebaliknya
jika ukuran kristal lebih kecil maka kelarutannyalebih besar. Oleh karena
itu, jika ada kristal yang berukuran lebih besar maka kristalakan tumbuh,
sedangkan kristal kecil akan terlarut lagi.
b). Pertumbuhan kristalisasi
Pertumbuhan
kristalisasi merupakan tahap setelah nukleasi inti kristal yang terbenuk pada
tahap nukleasi akan bertabrakan debgan kristal lain atau benda lain seperti
pengaduk atau pendingin tangka. Oleh karena itu proses kristalisasi dapat
dipercepat dengan pengadukan ataupun penambahan bibit kristal
Sumber
: Biomagz
3.
Fungsi
Metode kristalisasi berfungsi untuk
1.Pemisahan
Misal: pemurnian gula dan fraksinasi lemak
2.Mendapatkan tekstur
C. Dialisa
Dialisa adalah proses
pembuangan limbah metabolik dan kelebihancairan dari tubuh. Menurut (Mahdiana,
2011) dialisa adalah metode terapi yang bertujuan untuk menggantikan fungsi
atau kerja ginjal, yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh.
Ada dua jenis dialisa yaitu hemodialisa dan dialysis peritoneal.
Sumber
: Dialab
1.
Tujuan Proses
Tujuan Proses dialisa adalah
a. Dialisis membantu
menggantikan fungsi ginjal
b. Meningkatkan kelangsungan
hidup
c. Memulihkan kondisi ginjal
Anda
d. Memungkinkan pasien dapat
hidup normal
e. Meminimalisir kerusakan
organ lain
2. Mekanisme Proses
Dialisis bisa dilakukan dengan dua metode, yaitu
hemodialisis (cuci darah) dan dialisis peritoneal (cuci darah lewat perut).
Metode yang kedua inilah yang disebut CAPD.
Cara Kerja CAPD
CAPD
(continuous ambulatory peritoneal dialysis) diawali
dengan pembuatan sebuah lubang kecil di dekat pusar pasien oleh dokter bedah.
Lubang kecil ini berguna untuk memasukkan selang (kateter) ke dalam rongga
perut (rongga peritoneum). Kateter akan dibiarkan berada di rongga perut agar
pasien dapat melakukan proses dialisis sendiri.
sumber
: bem FKUPM
·
Setiap
kali hendak melakukan cuci darah, pasien gagal ginjal harus menghubungkan
kantong berisi cairan dialisat baru ke kateter dan menunggu sampai cairan
tersebut mengisi rongga perutnya.
·
Cairan
dialisat kemudian dibiarkan di dalam rongga perut selama beberapa jam. Ketika
darah melewati pembuluh darah di peritoneum, zat-zat sisa dari darah tersebut
akan diserap oleh cairan dialisat ini.
·
Cairan
dialisat yang sudah tercampur dengan zat-zat sisa akan dialirkan keluar melalui
perut ke kantong lain yang kosong.
3.
Fungsi
Mesin dialisa ini
berperan sebagai ginjal artifisial (ginjal buatan) yang dapat menyingkirkan
zat-zat kotor, garam, serta air berlebih yang ada di dalam darah pengidap.
Dalam proses ini, pembuluh darah pasien akan dimasukkan jarum oleh petugas
medis.
D. Electrodialisa
Elektrodialisis (ED) adalah proses
pemisahan elektrokimia dimana spesi bermuatan dipindahkan dari suatu larutan ke
larutan lain. Elektrodialisis juga merupakan metode kombinasi dari dialisis dan
elektrolisis.
Sumber
: wikipedia
1.
Tujuan Proses
Tujuan Proses
Electrodialisa adalah untuk menciptakan air minum yang bersih dan layak di
konsumsi masarakat dengan penyaringan dan teknologi yang canggih.
2. Mekanisme Proses
Elektrodialisis
dapat dilakukan pada dua macam sel utama:
a. sel multimembran untuk
pencairan-pemekatan larutan dan aplikasi disosiasi air (membrane phenomena), prinsip
pencairan-pemekatan larutan diaplikasikan sebagian besar dalam proses
demineralisasi susu atau produk-produk sampingannya. Penggunaan elektrodialisis
dengan membran monopolar adalah pemisahan protein, produksi kaseinat asam dan
dalam bioreaktor yang memproduksi asam organik.
b. sel elektrolisis untuk reaksi reduksi
oksidasi (electrode phenomena).
Penggunaan elektrodialisis sebagai sebuah proses
membran juga berkembang karena adanya jenis membran baru yaitu membran bipolar.
Pada industri susu membran bipolar dapat mendisosiasi molekul air. Elektrodialisis
dengan membran bipolar diaplikasikan pada proses produksi asam latat dari
fermentasi produk whey, produksi kasein dan fraksinasi protein whey. Dua
aplikasi utama reaksi elektroda adalah koagulasi elektrokimia (EC) untuk
presipitasi protein susu, dan elektroreduksi untuk mereduksi ikatan disulfida
dalam protein. Fenomena elektrodialisis berpotensi besar untuk diaplikasikan
dalam industri susu, dan lebih luasnya, dalam industri makanan.
3.
Fungsi
Elektrodialisis (ED)
digunakan untuk membawa ion garam dari satu larutan melalui membran pertukaran
ion dari larutan lainnya di bawah pengaruh perbedaan potensial listrik yang
diterapkan. Hal ini dilakukan dalam suatu konfigurasi yang disebut sebagai
suatu sel elektrodialisis
Nama : Tonni Siumorang
NIM : CGA
118 039
Langganan:
Postingan (Atom)