IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Tabel 1. Data Pengamatan Absorbans pada Vitacimin dengan panjang gelombang 495 nm

Massa (g)

Panjang Gelombang (nm)

Konsentrasi (ppm)

Absorbans

0,5

495

10

0,042

1

495

20

0,080

1.5

495

30

0,113

2

495

40

0,158


Perhitungan

1.             Perhitungan Konsentrasi Vitacimin dengan massa sampel 0,5 g, 1 g, 1,5 g, 2 g yang dilarutkan pada 50 ml aquades

a).  ppm = Berat Zat terlarut/ 500 ml                       
    = 500/50 ml = 10
b). ppm = Berat Zat terlarut/ 500 ml                       
    = 1000/50 ml = 20
c). ppm = Berat Zat terlarut/ 500 ml                       
    = 1500/50 ml = 30
d). ppm = Berat Zat terlarut/ 500 ml                       
    = 2000/50 ml = 30

2. Perhitungan Regresi Linear

 

Penentuan Konsentrasi Sampel

Nim          =  CGA 117 006

Angkatan =  2017

Maka        = 6 + 17= 23

Maka Penentuan Konsentrasi Sampel yaitu :

0,23   =  0,048 (x) – 0,025

0,048 (x) = 0,23 + 0,025

0,048 (x) = 0,255

            x   = 0,255/0,048

            x   = 5,3125

 4.2. Pembahasan

       Spektofotometri adalah salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisisi suatu sampel baik secara kuantitatif  dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya, peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri adalah spektrofotometer. Cara penggunaan spektrofotometer menyalakan spektrofotometer dan menunggu hingga waktu 10-15 menit. Kemudian lakukan pengaturan pada spektrofotometer dengan cara menekan tombol set dan mengatur panjang gelombang yang sesuai diinginkan dan tekan tombol set sekali lagi untuk menyimpan hasil settingan. Memasukkan kuvet yang berisi aquadest kedalam spektrofotometer dan menekan tombol blank maka panjang gelombang akan terstandarisasi. Pada panjang gelombang yang digunakan adalah 495 nm dengan berat sampel vitacimin 0,5 g, 1 g, 1,5 g, 2 g yang dilarutkan pada 50 ml aquades. Maka untuk mencari ppm adalah berat zat terlarut (mg) dibagi dengan 50 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm dan 40 ppm. 

    Pengenceran standar supaya hasil absorban mendekati kurva adalah 200 kali pengenceran, namun pengenceran yang dilakukan adalah sebesa 50 kali pengenceran sehingga jarak absorban pada grafik jauh mak dilakukan perhitungan regresi linear untuk menetralkan grafik. untuk perhitungan regresi linear dengan rumus Y= a (x) – b maka didapatkan Pengunaan aplikasi SPSS Y = ax + b, didapatkan linier regresi Y = 0,181x + 0,005. Kedua menghitung nilai setiap konsentrasi menggunakan rumus Y = 0,181x + 0,005.Untuk pembuatan kurva standar menggunakan aplikasi SPSS, pertama yang harus dilakukan adalah membuka aplikasi spss kemudian mengisi variabel view dengan konsentrasi dan absorbans, setelah itu masukkan data-data yang telah ditentukan dan hasilnya akan terdapat pada data view. Setelah itu pilih analisa, kemudian pilih regresion, baru pilih linear. Pada dependent diisikan absorbansi dan konsentrasi, setelah selesai semuanya pilih ok. Maka dapat diketahui data-data absorbansi, konsentrasi dan kurva standar absorbansi dan regresi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

    Cara untuk mengetahui penggunaan spektrofotometer menyalakan spektrofotometer dan menunggu hingga waktu 10-15 menit. Kemudian lakukan pengaturan pada spektrofotometer dengan cara menekan tombol set dan mengatur panjang gelombang yang sesuai diinginkan dan tekan tombol set sekali lagi untuk menyimpan hasil settingan. Memasukkan kuvet yang berisi aquadest kedalam spektrofotometer dan menekan tombol blank maka panjang gelombang akan terstandarisasi. Mengeluarkan kembali kuvet yang berisi air tersebut, kemudian memasukkan kuvet yang berisi sampel yang berupa larutan metilen biru dengan konsentrasi 10-5set panjang gelombang mulai dari 600 nm, 610 nm, 620 nm, 630 nm, 640 nm, 650 nm, 660 nm, 670 nm dan 680 nm. Setiap penentuan tunggu hingga pembacaan gelombang pada layar penunjuk berhenti dan menunjukkan angka yang tetap.

Untuk penentuan panjang gelombang dapat dilakukan dengan data pengamatan pada tabel dimana panjang gelombang yang yang diambil adalah 630 nm dengan konsentrasi yang diperoleh 5 ppm, 4 ppm, 3 ppm, 2 ppm, 1 ppm dengan absorbansi yang didapat (0,89, 0,73, 0,58, 0,38, 0,16). Perhitungan Pembuatan Larutan Metilen Biru dengan Konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm dengan rumus:ppm. 

5.2 Saran

Saran untuk paktikum Analisis Bahan dan Hasil Industri Penentuan Kadar Vitamin  C dengan Metode Spektrofotometri. Agar praktikan Lebih tertib dan aktif pada saat praktikum untuk mempercepat proses praktikum.

 

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Muhammad, Umar. 2010.Analisis Kandungan Fosfat Pada Air Secara Spektrofotometri UV-VIS, Jurnal: Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.

Amirullah, 2006, Biosorpsi Biru Metilena Oleh Gangang Cokelat, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor

Eliza, W. 2012. Makalah Kimia Analisis II Spektrofotometri Ultra Violet dan Sinar Tampak. Program Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran. Universitas Tanjung Pura. Pontianak.

Narayana B., et al. (2005). An Easy Spectrophotometric Method for the Determination of Hypochlorite Using Thionin.Journal of Analytical Chemistry.60(8).706-709. 

Sungsono, R. 2000. Penentuan Panjang Gelombang dengan Menggunakan Spektrofotometri. Universitas Andalas. 


0 komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts