BAB II.PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bisnis, Unsur-unsur Bisnis, Ciri dan Tujuan Bisnis

A.    Pengertian bisnis

Aktivitas bisnis dilakukan sebagai suatu pekerjaan dari seseorang, atau aktivitas kelompok orang dan atau dilakukan oleh suatu organisasi. Dalam agama diperintahkan, bekerjalah hai orang laki-laki dengan tanganmu sendiri atau jual beli yang mabrur (hadist), dengan demikian jual beli sebagai kegiatan bisnis merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan rasa tanggung jawab.

Bisnis dapat didefinisikan berbagai macam, dari beberapa pendapat dalam literatur pengertiannya sebagai berikut:

1.      Bisnis menurut Scholl (1996):

Bisnis pengertiannya:

·         Aktivitas yang diorganisasi dan diatur untuk menyediakan barang dan atau jasa kepada knsumen dengan tujuan mencari laba.

2.      Bisnis menurut Grifin, Ebert (1999):

Bisnis pengertiannya:

·         Suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa dan dibuat untuk mendapatkan laba.

B.     Unsur-unsur bisnis

Dari pendapat-pendapat tersebut terdapat beberapa unsur dalam pengertian bisnis.Unsur-unsur tersebut bahwa bisnis berupa aktivitas yang:

1.      Diorganisir dan diatur.

2.      Menghasilkan barang dan atau jasa.

3.      Barang atau jasa tersebut dijual untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

4.      Kepentingan berbisnis mencari laba.

Unsur-unsur dari pengertian bisnis tersebut dapat berupa:

1.      Aktivitas yang Diorganisir dan Diatur

Artinya bisnis adalah perusahaan atau badan usaha yang:

·         Diatur dengan manajemen, diorganisir dengan menggunakan struktur organisasi.

Manajemen tersebut maksudnya bahwa pengelolaannya menerapkan fungsi-fungsi manajemen berupa planning, organizing, actuating dan controling.

Menggunakan struktur organisasi, bermakna:

a.       Terdapat tingkatan korporat.

b.      Ada bagian korporat berupa fungsional bisnis yaitu: fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan pengelolaan SDM dan sebagainya.

c.       Ada penggabungan korporat yang disebut industri.

industri memiliki pengertian berbagai macam yaitu:

a.       Suatu kumpulan perusahaan yang produknya sama, atau

b.      Kumpulan perusahaan yang inputnya sama, produknya dapat berbeda, atau

c.       Kumpulan perusahaan yang prosesnya sama, produknya dapat berbeda, atau

d.      Kumpulan perusahaan yang inputnya berbeda, produknya berbeda, prosesnya berbeda tetapi barang satu dan yang lain saling menggantikan atau melengkapi.

Pengertian industri dapat mengacu salah satu dari definisi tersebut sehingga ada beberapa kelompok jenis industri.

2.      Menghasilkan Barang atau Jasa atau Keduanya

Barang memiliki ciri yang berbeda dengan jasa, perbedaan itu sebagai berikut:

Barang

Jasa

1.      Sifatnya berwujud

2.      Minimal kontak konsumen pada saat proses

3.      Dikirim oleh produsen

4.      Ada tenggang waktu dari produsen ke konsumen

5.      Kapital intensif

6.      Kualitas mudah diukur

7.      Konsumen memperoleh hak pakai dan hak milik

1.      Sifatnya tidak berwujud

2.      Ektensif kontak konsumen pada saat proses

3.      Konsumen berpartisipasi penuh

4.      Tidak ada tenggang waktu dari penyedia jasa ke konsumen

5.      Labor intensif

6.      Kualitas sulit diukur

7.      Konsumen memperoleh hak pakai saja

 

3.      Barang dan atau Jasa yang Dihasilkan untuk Memenuhi Kebutuhan dan Keinginan Konsumen

Konsumen atau Consumers yang dimaksud, juga disebut:

a.       Customers atau pelanggan,

b.      Buyers atau pembeli,

c.       Market atau pasar.

Terdapat beberapa jenis konsumen yaitu:

·         Konsumen akhir, konsumen yang membeli barang untuk dikonsumsi.

·         Konsumen industri, konsumen yang membeli barang untuk diproses menjadi barang yang lain atau diperdagangkan lagi.

·         Konsumen lembaga (pemerintah dan atau swasta), konsumen yang berupa lembaga dan institusi.

Perilaku tiap jenis konsumen tersebut berbeda-beda akan dipelajari dalam perilaku konsumen.

           Kebutuhan konsumen dapat diketahui antara lain berasal dari pemikiran Abraham Maslow, bahwa kebutuhan manusia dapat terklasifikasikan ke dalam lima jenis kebutuhan yang bertingkat yaitu:

a.       Kebutuhan fisik (tingkat I)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, perumahan, istirahat, rekreasi dan sejenisnya.

b.      Kebutuhan rasa aman dan keamanan (tingkat II)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk perlindungan seperti asuransi, alat pengaman kerja dalam berbagai lingkungan.

c.       Kebutuhan sosial (tingkat III)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk berteman, berkelompok, berorganisasi dan sejenisnya.

d.      Kebutuhan harga diri (tingkat IV)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan barang prestise, kebutuhan akan kedudukan, status yang tinggi dan sejenisnya.

e.       Kebutuhan aktualisasi diri (tingkat V)

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk pengembangan diri seperti pendidikan, pelatihan dan sejenisnya.

Dari berbagai kebutuhan tersebut akan dilayani dengan membuat dan menjual barang dan atau jasa untuk memenuhi dan memuaskan dalam berbagai tingkatan kebutuhan konsumen.

4.      Kepentingan Bisnis untuk Mendapatkan Laba

Laba merupakan selisih positif dari pendapatan dan biaya. Pendapatan atau revenue adalah penjumlahan harga jual dikalikan dengan volume yang terjual dalam waktu tertentu, sedangkan biaya atau cost adalah total pengeluaran untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa. Biayaa ada yang bersifat tetap, variabel dan semivariabel.

·         Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah walaupun aktivitas produksi atau penjualan berubah-ubah.

·         Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding (proporsinal) dengan perubahan produksi atau penjualan

·         Biaya semivariabel adalah biaya yang mengandung unsur variabel di dalamnya dan sekaligus unsur tetap.

Laba memiliki beberapa istilah antara lain : profit, return, earning, income, gain, yang istilah itu diterapkan untuk kepentingan yang berbeda-beda.

Dalam menjalankan bisnis dimungkinkan tidak selalu diperoleh laba, sehingga harus menanggung rugi atau loss akibat dari pendapatan lebih kecil dari biaya. Hal ini merupakan risiko dari suatu kegiatan bisnis.

Laba atau rugi tersebut akan dapat diperhitungkan dalam kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan, tetapi yang paling banyak dipergunakan adalah kurun waktu tahunan (annual).

Dari definisi tersebut, maka motif dalam melakukan bisnis adalah untuk mencari laba dalam jangka panjang tetapi dalam praktek dimungkinkan akan menanggung kerugian, sehingga harus menanggung risiko rugi tersebut.

Bisnis dapat dijalankan hanya untuk satu perusahaan saja, tetapi dapat juga memiliki beberapa perusahaan yang disebut korporat dan dari beberapa perusahaan yang sama dapat membentuk industri.

Aktivitas bisnis dalam satu perusahaan dapat terdiri dari divisi-divisi atau bagian fungsional seperti divisi operasi (produksi), pemasaran, keuangan, pengelolaan sumber daya manusia, akuntansi, informasi dan sebagainya.

C.    Ciri-ciri dan Tujuan Bisnis

1.      Ciri-ciri Bisnis

Ciri-ciri suatu kegiatan bisnis yaitu:

a.       Berbentuk organisasi

b.      Di dalam aktivitasnya terdapat fungsi operasi, pemasaran, keuangan dan sumber daya manusia

c.       Menghasilkan barang dan atau jasa dan

d.      Melakukan transaksi dari barang dan jasa dan

e.       Terjadi pemindahan hak milik dan atau hak pakai dan

f.       Memperleh laba atau menangggung kerugian serta

g.      Menghadapi risiko dan ketidakpastian

2.      Tujuan dari Bisnis

Bisnis adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan:

a.       Mencari laba jangka panjang

b.      Mempertahankan dan mengembangkan kehidupan organisasi

c.       Memenuhi kebutuhan barang dan jasa untuk masyarakat serta memberi bantuan (sebagai tanggung jawab sosial bisnis)

d.      Memperkuat ketahanan negara (dari pajak, penarikan tenaga kerja, devisa dan sebagainya)

Tujuan tersebut dimaksud untuk tetap menjaga agar bisnis berjalan terus jangka panjang (sustainable). Dalam kenyataan tidak selalu mrendapatkan sebagaimana yang diinginkan sehingga organisasi bisnis dapat saja berfluktuasi kehidupannya.[1]

2.2 Pengertian Bisnis Islami dan Orientasi Syari’ah

A.    Pengertian Bisnis Islami

Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Salah satunya melalui kinerja, sedangkan salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis. Islam mewajibkan setiap muslim, khususnya yang memiliki tanggungan, untuk “bekerja”. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang memungkinkan manusia berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk mencari rizki.

Diantaranya sumber-sumber daya yang diserahkan kepada manusia antara lain: hewan (An-Nahl:5,66,68-69), tumbuh-tumbuhan (An-Nahl: 67), kekayaan laut (An-Nahl: 14), kekayaan bahan tambang (Al-Hadid:25, Al-Kahfi: 96-97).

Disamping anjuran untuk mencari rezeki, islam sangat menekankan (mewajibkan) aspek kehalalannya, baik dari sisi perolehan maupun pendayagunaan (pengelolaan dan pembelanjaan).

Dari paparan diatas, bisnis islami  dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah (kuantitas) kepemilikan hartanya (barangataujasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram).

B.     Orientasi Syari’ah

Sejalan dengan kaidah ushul “al-uslu fi al-af’al at-taqayyub bi hukmi asy syar’i” yang berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan hukum syara’ : wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, maka pelaksanaan bisnis harus tetapberpegang pada ketentuan syari’at. Dengan kata lain, syari’at merupakan nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis.

Dengan kendali syari’at, bisnis bertujuan untuk mencapai empat hal utama:

1)      Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri

2)      Pertumbuhan, artinya terus meningkat

3)      Keberlangsungan, dalam kurun waktu selama mungkin

4)      Keberkahan atau keridlaan Allah

Target hasil : profit-materi dan benefit-nonmateri .tujuan perusahaan harus tidak hanya untuk mencapai profit (qimah-madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya. Tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan) seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.

Benefit juga dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah madliyah. Masih ada 3 orientasi lainnya, yaitu qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan orientasi qimah insaniyah berarti pengelola perusahaan juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah), bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlakul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam perusahaan tercipta persaudaraan yang islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu, qimah ruhiyah berarti pebuatan terrsebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri dari Allah.[2]

2.3 Karakteristik Bisnis dan Anatomi Sistemik Bisnis Islami

A.    Karakteristik Bisnis

Islami

Karakteristik Bisnis

Aqidah Islam (nilai-nilai trasendental)

Asas

Dunia-akhirat

MOTIVASI

Proofit dan Benefit (nonmateriatauqimah), Pertumbuhan Keberlangsungan Keberkahan

ORIENTASI

Tinggi,

Bisnis adalah bagian dari ibadah

ETOS KERJA

Maju dan produktif, Konsekuensi, Keimanan, dan Manifasti Kemusliman

SIKAP MENTAL

Cakap dan ahlu dibidangnya, konsekuensi dari kewajiban seorang muslim

KEAHLIAN

Teropercaya dan bertanggung jawab, tujuan tidak menghalalkan berbagai cara

AMANAH

Halal

MODAL

Sesuai dengan akad kerjanya

SDM

Halal

SUMBER DAYA

Visi dan misi organisasi terkait erat dengan misi penciptaan manusia didunia

MANAJEMEN STRATEGI

Jaminan halal bagi setiap masukan proses dan keluaran, mengedepankan produktifitas dalam koridor syari’ah

MANAJEMEN OPERASI

Jaminan halal bagi, setiap masukan, proses dan keluaran keuangan

MANAJEMEN KEUANGAN

Pemasaran dalam koridor jaminan halal

MANAJEMEN PEMASARAN

SDM profesional dan berkepribadian islam, SDM adalah pengelola bisnis, SDM bertanggung jawab pada diri majikan dan Allah SWT

MANAJEMEN SDM

 

B.     Anatomi Sistemik Bisnis Islami

INPUT

PROSES

OUTPUT

Enterpreneurship

(motivasi sikap mental)

Keahlian

SDM

Sumberdaya

Modal

M. Strategi

Operasi

Produksi

SDM

Keuangan

Pemasaran

Profit

Pertumbuhan

Keberlangsungan

Keberkahan

 

2.4 Stakeholder, Fungsi Utama dan Interaksi antara Stakeholder

A.    Mendefinisikan pemegang kepentingan utama yang terlibat dalam bisnis (stakeholders)

Setiap bisnis mengadakan transaksi dengan orang-orang. Orang-orang itu menanggung akibat karena bisnis tersebut, karenanya mereka mempunyai kepentingan di dalamnya. mereka dapat disebut pemegang kepentingan utama (stakeholders) atau orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis. Lima jenis pemegang kepentingan yang terlibat dalaom bisnis:

Ø  Pemilik

Ø  Karyawan

Ø  Kreditor

Ø  Pemasok

Ø  Pelanggan

B.     Fungsi utama

Setiap jenis pemegang kepentingan berperan kritis dalam perusahaan, seperti akan dijelaskan kemudian.

Pemilik

Setiap bisnis dimulai sebagai hasil ide dari seseorang atau lebih mengenai barang atau jasa yang disebut wiraswasta(entrepreneurs), yang mengorganisasikan, mengelola dan mengasumsikan risiko yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Wiraswasta memegang peran kritis untuk mengembangkan bisnis baru karena mereka menciptakan produk baru (atau memperbaiki produk yang telah ada) yang diperlukan oleh pelanggan.

Seorang wiraswasta yang menciptakan bisnis pada mulanya menjalankan sebagai pemilik tunggal. Namun demikian selama bisnis tumbuh mungkin memerlukan tambahan dana lebih daripada yang dapat disediakan oleh pemilik tunggal. Sebagai konsekuensi, pemilik tunggal akan memperbolehkan orang lain menanamkan modal ke dalam perusahaannya dan menjadi pemilik bersama.

Apabila kepemilikan dari suatu bisnis ditanggung bersama, maka tentu saja proporsi kepemilikan dari pemilik lama akan berkurang. Setiap keuntungan  dari perusahaan akan didistribusikan kepada pemilik. Dengan demikian, apabila perusahaan menerima penanaman modal lagi, maka kemungkinan besar perusahaan dapat meluaskan bisnisnya sehingga pemilik pertama akan memperoleh manfaat lebih walaupun kepemilikannya menjadi berkurang.

Banyak perusahaan boesar menjual saham kepada investor yang ingin menjadi pemegang saham (shareholders/stockholders) dari perusahaan tersebut. Saham mereka dapat dijual kepada investor lain yang ingin menanamkan modalnya ke dalam perusahaan ini. Apabila kinerja perusahaan membaik, nilai sahamnya juga naik, seperti tercermin pada harga saham yang lebih tinggi. Perusahaan pun telah kehilangan seluruh modal yang ditanamkan karena perusahaan tersebut gagal.

Kreditor

Perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari pemilik. Ketika suatu perusahaan pada mulanya didirikan, perusahaan memerlukan pengeluaran sebelum dapat menjual barang atau jasa. Oleh karena itu, tidak dapat menggantungkan kepada uang tunai dari perusahaaan untuk menutupi pengeluaran.

Perusahaan yang memerlukan dana meminjam dari institusi keuangan atau individu, yang disebut kreditor yang memberi pinjaman. Bank of America, Sun Trust Bank dan ribuan bank komersial lain, biasanya memberikan pelayanan jasa kepada pelanggan sebagai kreditor. Perusahaan yang meminjam dana dari kreditor membayar bunga pinjaman. Jumlah yang dipinjam merupakan utang dari perusahaan yang harus dikembalikan kepada kreditor beserta bunganya pada waktu jatuh tempo.

Kreditor meminjamkan dana kepada perusahaan bila mereka percaya bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik sehingga dapat mengembalikan pinjaman pokok beserta bunganya di kemudian hari.

Karyawan

Karyawan perusahaan diangkat untuk menyalurkan operasi perusahaan. Beberapa perusahaan hanya mempunyai beberapa karyawan. Karyawaan yang bertanggung jawab mengelola tugas yang diberikan kepada karyawan lain dan membuat keputusan penting perusahaan disebut manajer. Kinerja perusahaan sangat tergantung pada keputusan yang dibuat para manajernya. Keputusan yang bagus dapat membuat perusahaan menjadi sukses, tetapi keputusan yang kurang bagus dapat membuat perusahaan gagal.

Pemasok

Perusahaan biasanya menggunakan bahan baku untuk menghasilkan produksinya. Sebagai contoh, perusahaan manufaktur mobil menggunakan baja untuk membuat mobil. Sementara itu, perusahaan properti memerlukan semen, kayu dan bahan lainnya. Perusahaan tidak dapat menyelesaikan proses prduksinya bila mereka tidak dapat mendapatkan bahan baku. Oleh karena itu, kinerjanya sebagian tergantung kepada kemampuan dari pemasoknya dalam mengantarkan bahan baku tepat pada waktunya.

Pelanggan

Perusahaan tidak dapat bertahan hidup tanpa pelanggan. Untuk menarik pelanggan, perusahaan harus memberikan barang atau jasa yang diperlukan dengan harga yang pantas. Perusahaan juga harus meyakinkan bahwa prduk yang dihasilkan cukup berkualitas ssehingga pelanggan puas. Apabila perusahaan tidak dapat memberikan barang atau jasa yang berkualitas dengan harga pantas, pelanggan akan beralih ke perusahaan pesaing. Motorola dan Saturn  (divisi General Motors) menganggap bahwa beberapa keberhasilan mereka akhir-akhir ini adalah karena mereka mengenal jenis prduk yang dibutuhkan pelanggan. Perusahaan juga telah menjaga kualitas dan harga diri produk mereka sedemikian rupa sehingga dapat diterima pelanggan.

Ringkasan dari pemegang kepentingan utama

Perusahaan mengandalkan pada wiraswasta (pemilik) dalam menciptakan ide bisnis dan kemungkinan memberikan bantuan keuangan. Mereka mengandalkan juga kepada pemilik lain dan kreditor untuk memberikan tambahan dana. Mereka mengandalkan karyawan (teromasuk manajer) dalam menghasilkan dan menjual barang atau jasanya. Mereka moengandalkan pemasok dalam mempersiapkan bahan baku yang dibutuhkan untuk prodouksi. Mereka mengandalkan kepada pelanggan untuk membeli barang atau jasa hoasil produksinya. Presiden Goodyear Tire and Rubber company meringkas hubungan antara perusahaan dan pemegang kepentingan dalam laporan tahunan baru-baru ioni: “Tahun lalu saya memantapkan nilai kita melindungi nama baik kita, memusatkaan pada pelanggan, menghargai dan mengembangkan karyawan kita, dan memberikan keuntungan kepada investor”.

C.    Interaksi antara Pemegang Kepentingan

Interaksi antara pemilik perusahaaan, karyawan, pelanggan, pemasok diilustrasikan pada Gambar. Para manajer memutuskan bagaimana dana didapat dari pemilik, kreditor atau hasil penjualan kepada pelanggan dapat dimanfaatkan. Mereka memakai dana tersebut untuk membayar sumber-sumber (termasuk karyawan, pemasok, mesin-mesin) yang dibutuhkan untuk menghasilkan dan mempromosikan produk mereka. Mereka juga menggunakan dana untuk membayar pinjaman kepada kreditor. Sedangkan sisa dana disebut laba. Sebagian dari laba ditahan dan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Sisa dari laba dibagikan sebagai dividen atau penghasilan perusahaan ysng diberikan kepada pemiliknya.



Cari Blog Ini

Terbaru

SYARAT TUMBUH KELAPA SAWIT

Popular Posts